Selasa, 12 Januari 2016

Masyarakat Antarkan Sutan Zaili ke Peristirahatan Terakhir

Mimpi Indahlah Ajo Cucu Magek Dirih
Masyarakat Antarkan Sutan Zaili ke Peristirahatan Terakhir

Padang Pariaman--Sejak pagi, Selasa (12/1) sebuah bendera dari kain hitam berukuran kecil tegak di pinggir jalan jalur Padang - Bukittinggi. Tepatnya, selepas jembatan Kiambang, Nagari Lubuk Pandan, Kecamatan 2x11 Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman. Menandakan gambaran kedukaan, dan keluarga yang di depan rumahnya ada bendera itu tentu sedang berduka.
    Di situlah rumah orangtua H. Sutan Zaili Asril, wartawan senior Sumatera Barat, yang meninggal dunia, Selasa (12/1) dini hari di RS M. Djamil Padang. Innnalillahi wainna ilaihi rajiun. Mendiang Zaili Asril yang sebagian masyarakat Kiambang memanggilnya dengan sebutan Ajo Zai itu, di kebumikan di tanah kelahirannya.
    Sejak pagi, menurut tuan rumah sudah banyak masyarakat yang datang melayat. Para tokoh masyarakat 2x11 Enam Lingkung, dan Padang Pariaman ketika mendapat kabar kalau Sutan Zaili Asril dimakamkan di Kiambang.
    Wakil Bupati Padang Pariaman terpilih Suhatri Bur, juga tampak di tengah kerumuman banyak orang yang ikut mengantarkan almarhum ke pandam pekuburan keluarga di Kiambang demikian. Wakil Ketua DPRD Padang Pariaman, Mothia Aziz Datuak Nan Basa yang juga mantan Walinagari Lubuk Pandan ikut menyambut kedatangan banyak tamu yang melayat.
    Sekitar sejam jenazah Sutan Zaili di inapkan di rumah orangtuanya itu. Dan selama itu pula orang siak, labai pegawai ikut membacakan tahlil dan zikir untuk melepas kepergian putra terbaik, tokoh pers Sumbar yang telah malang melintang di dunia surat kabar itu.
    Ketua PWI Kabupaten Padang Pariaman Ikhlas Bakri ikut berduka yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya tokoh pers tersebut. "Saya mengenal Sutau Zaili ketika dia masih bertugas di Majalah Nasional Sentra, tahun 1990 an," kata dia.
    Ikhlas Bakri bersama sejumlah wartawan yang tergabung di PWI daerah itu, menilai kepergian Sutan Zaili adalah kedukaan dan kehilangan seorang tokoh pers yang luar biasa. Dia banyak memberikan teladan dan contoh baik bagi wartawan masa kini.
    Jika kematian, menurut musisi legendaris Indonesia Ebiet G Ade, hanyalah tidur panjang, kata Ikhls Bakri, maka mimpi indahlah Ajo Cucu Magek Dirih. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar