Kamis, 14 Januari 2016

Kehadiran Simpatisan dan Relawan Semakin tak Terbendung

Untuk Memenangkan Yobana-Ril
Kehadiran Simpatisan dan Relawan Semakin tak Terbendung

Lubuk Alung---Sebagai seorang intelektual Islam, sebelum membulatkan tekatnya untuk maju menjadi calon Bupati Padang Pariaman lima tahun mendatang, H. Yobana Samial, S.H terlebih dulu minta masukan dan petunjuk pada ulama daerah ini. Sebab, dukungan moral dari ulama terhadap dirinya merupakan modal besar yang tidak bisa dinilai dengan apapun. Apalagi konsep yang akan dia kembangkan nantinya, sangat erat kaitannya dengan pembangunan yang berwawasan Islami.
    Ketua Umum tim relawan pasangan H. Yobana Samial, S.H-Dasril, S. Pd, M.M Padang Pariaman, Edwar, S.T melihat sungguh besar konsep yang dibawa pasangan ini, terhadap perbaikan nagari didaerah yang baru saja terkena musibah gempa akhir September lalu. "Berdasarkan konsep besar itulah saya dengan komit ingin bekerja untuk kemenangannya pada 30 Juni nanti. Bagi saya, Yobana Samial merupakan sosok yang sejak saya kenal hingga saat ini orang yang tak pernah sombong dan angkuh. Punya penampilan yang sangat merakyat. Baik cara tutur kata, gaya tampilan, tingkah lakunya penuh dengan sederhana sekali," ujar Edwar Selasa (18/5) di Lubuk Alung.
    "Itu pula sebabnya kenapa tim relawan ini terbentuk, jauh sebelum adanya koalisi antara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Padang Pariaman. Selama berkeliling bersama Yobana Samial dari masjid ke masjid dan dari satu surau ke surau lainnya, saya banyak belajar dari Yobana. Baginya masjid merupakan tempat yang untuk menyempurnakan ibadah sekaligus membangun nagari dengan nilai-nilai yang Islami. Yang paling hebat itu, kalau ada timnya yang banyak membaca kejelekan orang lain, atau calon bupati lainnya, justru Yobana Samial paling tidak suka. Lebih baik kita membaca kejelekan dan kekurangan kita sendiri, sehingga bisa meningkatkan pengabdian kita pada Allah Swt dalam hidup ini," kata Yobana suatu ketika seperti diulang kembali oleh Edwar.
    Menurut Edwar, dengan gagasan demikian yang langsung dikemukakan Yobana Samial pada H. Zubir Tuanku Kuniang, sang ulama besar dan pimpinan pondok pesantren Darul Ikhlas, Sarang Gagak, Pakandangan itu dengan spontan memberikan dukungan moral, sekaligus ikut bersama Yobana-Ril untuk kebaikan daerah yang sangat dirindukan para pewaris nabi itu. "Selama ini baru kali ini saya mendengar dan menyaksikan ide yang sangat bagus dan pantas didukung untuk kebaikan Padang Pariaman," kata H. Zubir Tuanku Kuniang, ketika menerima kehadiran Yobana Samial di pesantrennya, kata Edwar lagi.
    Kini, lanjut Edwar, sejumlah pemuda dan tokoh masyarakat dari seluruh korong yang ada di Padang Pariaman ingin menjadi tim relawan. Mereka berebut minta untuk di SK-kan dalam masalah demikian. Walaupun dari tim relawan punya koordinator di setiap daerah pemilihan dalam daerah ini, yang namanya permintaan untuk menjadi tim relawan tetap saja berdatangan setiap waktu ke posko utama di Pasa Kandang, Lubuk Alung. "Sesuai dengan prinsip awal tim relawan bersama koordinator daerah pemilihan, dan dilandasi dengan pesan moral dari ketua tim penasehat, H. Zubir Tuanku Kuniang, maka setiap yang datang selalu kita seleksi, agar hal itu tidak terjadi tumpang tindih dilapangan nantinya," ungkap Edwar yang didampingi Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Lubuk Alung, Drs. Ruswan Tanjung.
    "Seluruh koordinator daerah pemilihan, adalah orang-orang pilihan, punya dedikasi yang tinggi. Mereka terdiri dari ulama yang kapabel yang tidak diragukan lagi pengaruhnya ditengah masyarakat, khususnya didaerah pemilihan yang bersangkutan. Mereka bekerja penuh dengan kesungguhan, lantaran nilai-nilai yang diberikan pasangan Yobana-Ril, terbukti lebih peduli ini sangat sesuai dengan kiprah mereka, sebagai seorang ulama ditengah masyarakat itu sendiri," ulas Edwar.
    Disamping itu, kata Edwar, pihak tim relawan dalam waktu dekat ini akan meluncurkan album terbaru tentang Yoban-Ril. Lagu yang tengah dipersiapkan itu digodok bersama, tentang irama yang akan dimainkan. Lagu itu terlahir, tak lain lantaran gagasan besar terhadap Padang Pariaman yang terus digelorakan pasangan dengan nomor urut lima itu. "Kita akan berdendang bersama, untuk mewujudkan daerah ini yang jauh lebih baik, bersih dari tindakan korupsi yang diridhoi oleh-Nya," tambah Edwar.
    Sementara H. Hendri Final, S.H, suami dari Yesika Samial yang merupakan adik kandung dari Yobana Samial, justru banyak belajar dari seorang Yobana Samial, terutama dalam hidup dan kehidupan sehari-hari. "Coba bayangkan, dia sudah cukup lama melang-lang buana di Jakarta menggeluti profesi sebagai notaris, namun belum juga punya rumah, lantaran banyak menggeluti bidang sosial kemasyarakatan. Yobana Samial merasa kurang, apabila dalam keseharian tidak berbuat untuk banyak orang. Apa itu menolong orang yang butuh pertolongan, maupun mengembangkan jaringan sosial yang intinya untuk kemaslahatan masyarakat di kampungnya, Padang Pariaman yang sangat dia cintai dan banggakan," kata Hendri Final.
    "Dengan itu pulalah saya bersama keluarga mendirikan sebuah surau dalam komplek rumah yang terletak di Belanti Raya, Kota Padang. Surau yang dibangun dengan biaya yang cukup tinggi itu, bermula dari ide yang disampaikan Yobana Samial, tentang kehidupan yang lebih panjang di kampung akhirat sana. Surau, disamping untuk melakukan ibadah bersama keluarga, juga difungsikan untuk melakukan pembinaan terhadap anak-anak disekitar rumah. Semua anak-anak dididik dengan pandai mengaji oleh seorang yang ahli dibidangnya yang sengaja didudukkan di surau dimaksud," ujar Hendri Final lagi.
    Apa yang disampaikan Yobana Samial, lanjut Hendri Final, ketika tangan kanan yang memberi, usahakan tangan kiri tidak tahu. Itu benar adanya. Artinya, setiap kali dia berbuat, apa itu lewat pribadi atau bersama jejaring yang sengaja dia bawa ke Padang Pariaman sama sekali tidak ada nilai politisnya. Baginya, Pilkada atau tidak Pilkada di Padang Pariaman yang namanya membantu orang yang memang butuh bantuan harus terus dilakukan. "Sebab, dalam harta yang kita miliki ada hak orang lain. Baik orang lain itu memimnta-minta atau tidak sama sekali. Baginya, ketika ada orang yang meminita langsung padanya, dia justru menyampaikan terima kasih pada orang bersangkutan, lantaran telah ikut mengingatkan dirinya untuk menambah ibadah dan pahala. Bukan sebaliknya, mencela dan menghardik yang meminta," ungkap Hendri Final.
    Satu hal yang membuat banyak orang senang dan suka pada Yobana Samial, kata Hendri Final, lantaran setiap kali bertemu dan berdiskusi dengan lain orang, dia selalu senyum dan penuh dengan optimis. Tak sedikipun punya beban mental yang tinggi. Artinya, Pilkada yang dia ikuti saat ini merupakan bagian dari proses untuk menyempurnakan ibadah dan pengabdian untuk perbaikan masyarakat kampungnya, Padang Pariaman yang dulu pernah dia sampaikan gagasannya itu pada Pemkab. Namun, entah dimana tersangkutnya, gagasan besar tentang kehidupan yang Islami, yang dimulai dikalangan dunia pra pendidikan, hingga sekolah itu hingga kini belum terlaksana. Dengan itupulan semangatnya untuk ikut bersaing dalam Pilkada saat ini bertambah tinggi. Dia ingin gagasan besar, penuh dengan kejelesan dan etika yang sangat sesuai dengan adat dan budaya serta agama yang selama ini berkembang di Padang Pariaman itu terwujud dengan baik dan benar.
    "Dukungan penuh yang saya berikan bersama keluarga untuk pasangan Yobana-Ril, untuk bisa sukses dan meraih kemenangan, sama sekali tidak ada maksud dan tujuan tertentu, selain dari kebangkitan dan kejayaan Padang Pariaman dimasa mendatang. Soal proyek itu urusan kontraktor. Berapapun kebutuhan untuk biaya pemenangan yang saya berikan hingga nantinya selesai Pilkada, murni untuk membangun kampung halaman, Padang Pariaman. Saya tidak akan menuntut balas dari materi yang luar biasa besar yang telah dan akan dikeluarkan untuk itu. Itulah pelajaran yang sangat tinggi yang telah ditelorkan Yobana Samial terhadap keluarga," tegas Hendri Final. (dam) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar