Senin, 04 Januari 2016

Escavator Penambang Galian C Nyaris Dibakar Massa

Lubuk Alung Tambah Panas
Escavator Penambang Galian C Nyaris Dibakar Massa

Lubuk Alung--Sebuah mesin dan alat berat berupa escavator yang tengah beroperasi menggaruk galian C di dalam Sungai Batang Anai, Senin (4/1) malam nyaris dibakar massa. Gagalnya aksi brutal dan main hakim sendiri itu, lantaran berbagai pertimbangan dari masyarakat Gantiang Koto Buruak, Lubuk Alung yang memang telah muak melihat hal demikian.
    Koordinator Aliansi Masyarakat Menggugat Perusak Lingkungan (AMMUAK) Piaman Laweh, Jasman Jay kepada Singgalang, Selasa (5/1) kemarin menyebutkan, bahwa sejak diadakannya demo dan aksi unjuk rasa, para penambang tak lagi melakukan aksinya di siang hari. Namun, malamnya mereka tetap beraksi, lantaran menganggap masyarakat banyak sudah pada tidur.
    Menurut dia, Senin malam itu bertemua dua kekuatan massa dari Gantiang Koto Buruak dan Balah Hilia. Mereka bertemua, setelah melihat adanya aksi penambangan di dalam sungai, yang tentu sangat berakibat fatal terhadap kerusakan lingkungan. Apalagi, menambang dalam sungai, adalah perbuatan yang terlarang dan dilarang oleh aturan.
    "Kita ikut melarang main hakin sendiri dengan cara membakar mesin itu," tegas Jasman Jay. Kalau tak adalah koordinasi malam itu, tak bisa dibayangkan, apa yang akan terjadi terhadap pengusaha tambang.
    Jasman Jay menyebutkan, aksi menambang dalam sungai itulah yang menjadi titik sentral demo dan unjuk rasa yang dilakukannya. Sebab, dalam sungai, 200 meter dibawah dan diatas jembatan, dan 200 meter pula dari bibir sungai, merupakan zona larangan. Nah, sekarang mereka dalam sungai itu benar melakukan penambangan, menggaruk semua kekayaan alam Lubuk Alung.
    "Sudah lama masyarakat mengeluhkan soal keringnya sumur, lantaran tidak adalagi pasokan air," kata Jasman Jay. Kondisi ini harus jadi pemikiran bersama. Belum lagi lahan sawah dan ladang masyarakat yang hancur dan punah, akibat hempasan Sungai Batang Anai yang tidak lagi berbentuk.
    Kini, katanya lagi, pihak AMMUAK Piaman Laweh menunggu surat undangan dari Pemkab Padang Pariaman, terkait masalah tindak-lanjut dari aksi yang dilakukan pekan lalu. "Kalau tidak ada undangan membahas masalah demikian dari bupati, dipastikan Rabu (6/1) ini kita melakukan aksi yang lebih besar lagi," tegas Jasman Jay. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar