Yobana Samial
Dakwah Ala Syekh Burhanuddin Perlu Dilanjutkan, Dengan Konsep yang Matang
Pariaman--Perjuangan dakwah bil hal yang telah dirintis dan dikembangkan dulunya oleh Syekh Burhanuddin, perlu dilanjutkan dengan konsep dan formulasi yang matang. Sebab, hanya dengan dakwah seperti demikianlah keadaan yang tengah melilit masyarakat Padang Pariaman mampu dieliminir dengan baik dan benar. Artinya, apa yang diajarkan Syekh Burhanuddin itu merupakan modal, untuk bagaimana memodifikasi dakwah yang lebih menyentuh lagi. Tak ayal lagi, ulama yang mandiri alias tidak punya ketergantungan pada jamaahnya lah yang paling mampu untuk melakukan konsep tersebut.
Ketua LSM Studi Untuk Revitalisasi Aqidah Ummat (SURAU) Padang Pariaman, H. Yobana Samial, S.H kepada Singgalang, Rabu (17/3) kemarin melihat daerah Padang Pariaman adalah daerah yang paling kaya terhadap ulama. Setiap tahunnya lembaga pencetak ulama tersebut terus mengeluarkan kader-kader terbaiknya, yang siap terjun ketengah masyarakat itu sendiri. Namun, hal itu belum tergarap secara profesional. Artinya, kedepan butuh pengembangan nilai-nilai yang ada dalam diri ulama itu sendiri.
"Ada sejumlah konsep yang telah saya siapkan untuk pengembangan dakwah dikalangan ulama, yang kalau di Padang Pariaman dinamakan dengan tuanku itu. Diantaranya, perlunya sebuah lembaga atau pesantren yang mumpuni. Selama ini saya melihat, pesantren hanya jalan sendiri-sendiri. Akibatnya, betapa kebijakan keagamaan yang dikembangkan itu masih ngambang, alias belum terarah dengan baik. Untuk itulah butuh sebuah lembaga yang kuat, agar para tuanku bisa berjalan dengan satu visi misi dan konsep yang sama," kata Yobana Samial sang kandidat Bupati Padang Pariaman itu.
Selanjutnya, kata Yobana Samial yang juga Ketua DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Padang Pariaman itu, asosiasi yang menaungi para tuanku juga sangat penting artinya. Dengan asosiasi inilah, apa dan bagaimana mencarikan solusi terbaik terhadap berbagai persoalan kemasyarakatan yang terus berkembang dengan pesatnya. Perlunya sebuah Bank Perkereditan Rakyat (BPR) syariah. "Kita ingin lewat BPR yang nantinya dikelola oleh pemerintah, guna memberdayakan perekonomian para tuanku itu bisa menjawab solusi dari perekonomian, yang selama ini ketidak mampuan tuanku itu melakukan dakwah bil hal, atau dakwah secara moral," ujar Yobana Samial lagi.
Kedepan, Yobana Samilal ingin melihat seorang tuanku punya perekonomian yang mumpuni. Mereka tidak lagi bersandar pada amplop yang diberikan jamaah. Tapi, ketika memberikan dakwah dia juga siap untuk memberikan sumbangan kepada jamaah. "Melalui gerakan perekonomian dari BPR itulah, bagaimana tuanku bisa diberdayakan dengan semaksimal mungkin. Hal itu harus diwujudkan oleh pemerintah daerah, dalam melihat arti penting hal itu. Sebab, dengan kuatnya ekonomi para tuanku, masyarakatpun kuat, sehingga dinamika sosial kemasyarakat kuat kembali," katanya.
Menurut Yobana Samila, seorang tuanku juga perlu diberikan sarana yang cukup dibidang bacaan. Artinya, arus ada sebuah pustaka, yang berisikan berbagai kitab kuning dan buku bacaan dari berbagai judul. Kemudian, bagaimana tuanku mampu bergelut dengan tekhnologi dan informasi. "Kini, dakwah tidak sekedar diatas mimbar lagi, tapi sudah lama merambah dunia maya. Dengan tekhnologi itulah para tuanku melakukan berbagai gerakan dakwah didunia tersebut," ungkapnya.
Yang tidak kalah pentinganya, lanjut Sobana Samial, pendidikan yang kini dikelola oleh sekian banyak pondok pesantren itu mampu bersaing dengan dunia perguruan tinggi. Selesai di pesantren, para santri tidak lagi terpaku sampai disitu, tapi bagaimana mereka mampu menembus dunia intelegtual yang ada di perguruan tinggi. Hal itu, tentunya lewat kebijakan yang jelas dari pemerintah, tentang pengembangan pesantren dan tuanku tersebut. (dam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar