Lewat Pilkada 30 Juni
Membangkitkan Ketertinggalan Daerah yang Jauh Lebih Baik
Lubuk Alung--Berbica soal Pilkada Padang Pariaman, bukan sekedar pergantian bupati/wakil bupati yang akan mengendalikan daerah ini lima tahun kedepan. Namun, lebih dari itu bagaimana daerah ini bisa berkembang dan sejajar dengan daerah lainnya di Sumbar. Sebab, hingga kini Padang Pariaman jauh tertinggal dan tidak memiliki visi misi yang jelas mengenai pembangunan.
Dr. Ir. Irwandi Sulin Datuak Gadang, M. Si satu diantara sekian banyak tokoh masyarakat Kenagarian Lubuk Alung, Padang Pariaman melihat daerah yang baru saja dihantam gempa pada akhir September tahun lalu ini, tidak memiliki titik pertumbuhan ekonomi yang jelas, terhadap berkembangnya lulusan perguruan tinggi yang ada di Padang Pariaman itu sendiri. "Fenomena ekonomi harus menjadi acuan standar, bagi bupati/wakil bupati baru yang terpilih pada 30 Juni nanti, lewat Pilkada. Karena pertumbuhan ekonomi daerah diharapkan dapat memacu pertumbuhan ekonomi ril ditingkat masyarakat," ujarnya Jumat kemarin di Lubuk Alung.
"Pemerintah harus membuka diri, untuk menunjang masuknya investasi dan memproteksi investasi terhadap terbukanya lapangan pekerjaan bagi putra daerah, sesuai dengan potensi daerah itu sendiri. Dari segi pendidikan, lembaga yang bersangkutan dalam hal ini Dinas Pendidikan harus memacu ketertinggalan anak didik dalam berkompetisi dalam dunia pendidikan, baik lokal dan nasional," kata Irwandi Sulin.
Menurutnya, anak-anak yang punya prestasi harus diberikan reward, serta beasiswa untuk mendorong tumbuhnya motivasi putra daerah, dalam menunjang intelektual daerah itu sendiri. "Titik lemah yang ada saat ini dimulai dengan penunjukkan kepala sekolah yang tidak berprestasi, kurang mempunyai intelektual, serta tidak mau melihat pendidikan sebagai sebuah program nasional, sehingga prestasi anak hanya berada di selingkar sekolah," ujar Irwandi Sulin yang juga sekretaris forum orangtua mahasiswa Minang IPB Bogor ini.
Anak-anak Padang Pariaman, lanjut Irwandi Sulin, ketika mereka berkompetisi selalu kalimpasingan, alias tidak tahu arah. "Prestasi tersebut dari daerah Kabupaten Solok saja kita kalah dan tertinggal. Kenapa hal itu terjadi ? Tidak lebih dari intervensi kepala daerah yang terlalu kuat dan berlebihan kepada Kepala SKPD yang mengurusi hal ini. Akibatnya, tidak adalagi independensi, bagi yang bersangkutan dalam mengembangkan visi misi pendidikan kedepannya," ungkap Irwandi Sulin lagi.
Disadari atau tidak, aku Irwandi Sulin, Padang Pariaman sudah kalah dengan lepasnya APERTA Lubuk Alung yang telah pindah ke Kota Padang, tanpa adanya upaya untuk mempertahankan sekolah tinggi tersebut. Padahal, akademi itu merupakan akademi tertua yang berada di Padang Pariaman. Seharusnya, Padang Pariaman sudah memiliki sebuah universiras swasta yang bergengsi, mengingat banyaknya tenaga edukatif perguruan tinggi yang berasal dari daerah ini. "Bupati yang baru harus plesbek, kembali kebelakang, melihat persoalan ini secara umum sebelum menetapkan kebijakan baru. Hal itu dimaksudkan, agar programnya dapat memperbaiki ketertinggalan yang ada.
"Disamping itu, dari tingkat kesejahteraan pegawai di Padang Pariaman juga ditemukan keluhan dan titik lemah manajemen kerja, dalam pembayaran kewajiban kepada yang bersangkutan, seperti sering terlambatnya pembayaran tunjangan daerah (Tunjangda) dari pemerintah itu sendiri. Sementara hal itu telah di pos-kan dalam APBD. Secara konsep manajemen kerja, hal ini jelas mengurangi motivasi pegawai untuk berprestasi. Dan kalau hal itu terus berlanjut, apa yang dapat diharapkan dari pelayanan yang maksimal kepada masyarakat," tanya Irwandi, mantap. (dam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar