PCNU Padang Pariaman Desak Pemkab Membuat Aturan Pembukaan Warnet
Pariaman--Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Padang Pariaman merasa prihatin terhadap nasib sebagian besar pelajar dan anak muda daerah itu yang kian merajalela dengan kegiatan mubazir, seperti berlama-lama di warnet, berjudi dan lain sebagainya, yang pada akhirnya menjerumuskan masa depannya yang masih panjang.
Menurut Abdul Hadi Tuanku Rajo, Ketua PCNU setempat, kebiasaan demikian harus dirubah dengan tangan besi Pemkab Padang Pariaman, dan nilai-nilai adat dan agama yang dilakukan secara tersistematis. Sebab, kelakukan yang merusak mental pemuda dan pelajar tersebut tidak lagi sekedar candu di warnet, tetapi juga keluyuran malam yang tidak ada manfaatnya sama sekali.
Kepada Singgalang, Jumat kemarin, Abdul Hadi mengaku telah memberikan surat kepada Pemkab dan DPRD Padang Pariaman, sebagai kepedulian dan keprihatinan NU terhadap nasib anak muda daerah bekas gempa dimaksud. "Kita mendesak Pemkab dan DPRD, agar mampu melahirkan Peraturan Daerah (Perda), terkait pelaksanaan orgen tunggal yang kian marak, dan bahkan melampaui batas-batas adat istiadat yang berlaku," katanya.
Abdul Hadi melihat, hampir diseluruh pelosok nagari, warnet buka 24 jam. Aktivitas penuh dan diisi oleh anak muda dan pelajar. Ini tidak kuat, kalau hanya dilakukan razia sesaat oleh petugas Satpol PP, tetapi harus dibarengi dengan aturan yang kuat dari pemerintah, terhadap keselamatan generasi yang akan datang.
Lewat suratnya dengan nomor 012/PC-NU/pdprm/IV/2011 tertanggal 9 April 2011, Abdul Hadi bersama seluruh jajaran PCNU Padang Pariaman juga mendesak agar diberlakukan Perda pandai baca tulis Quran terhadap anak-anak yang akan melanjutkan ke jenjang SMP. Sebab, selama ini baru sebatas surat edaran yang dianggap belum kuat.
"Hal itu dimaksudkan, agar semua lembaga pendidikan surau yang senantiasa terhadap pengembangan Quran, bisa berjalan dengan baik dan benar, penuh dengan semangat. Selama ini kita melihat, pendidikan surau belum apa-apanya. Belum ada perhatian yang signifikan dari Pemkab. Padahal, mengajar di surau lebih berat dari mengajar di sekolah. Butuh kesabaran dan ketabahan yang tinggi dari tenaga pengajarnya," kata guru SMPN 5 Lubuk Alung ini. (dam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar