Lakukan Hakikat Balimau jelang Ramadhan Dengan yang Sebenarnya
Pariaman--Tradisi balimau jelang Ramadhan, yang selama ini cenderung disalah-artikan oleh sebagian besar masyarakat, terutama dikalangan anak muda-mudi, agaknya harus diluruskan kembali. Hal itu dimaksudkan, agar niat untuk menunaikan amal ibadah pada bulan yang penuh berkah tersebut, mampu memberikan yang terbaik.
Anggota Komisi I DPRD Padang Pariaman, Masrizal menilai balimau yang terjadi selama ini banyak yang salah kaprah. Sementara, ritual yang seharusnya dilakukan, justru tidak ditaati. Seperti menjalin tali silaturrahim ke semua tetangga, handai tolan, karib kerabat. Ini sangat jarang terjadi pada tatanan masyarakat perkampungan daerah ini.
"Padahal, hakikat dari balimau itu adalah membersihkan diri yang sebenarnya. Bukan sekedar mandi-mandi ditempat pemandian, campur aduk lagi antara laki-laki dan perempuan. Bukan itu. Tetapi bagaimana, segala kesalahan diantara kita bisa dimengerti, dan pada akhirnya saling maaf-memaafkan. Kita bukan melarang banyak orang yang datang ketempat rekreasi pada saat menyambut Ramadhan. Silakan. Tetapi, bagaimana mampu melihat arti sesungguhnya hal itu dengan baik," kata dia pada Singgalang Minggu (24/7).
Menurut Ketua Fraksi Bersatu DPRD Padang Pariaman ini, menghindari perbuatan maksiat merupakan hal yang mutlak dilakukan. Apalagi saat momen bulan yang penuh berkah ini. "Kita ingin, dalam masalah pencegahan hal demikian di daerah bekas gempa ini, perlu kerjasama yang baik semua pihak. Ya Pemkab, DPRD, ulama, tokoh masyarakat, serta pengambil kebijakan yang ada disetiap nagari," kata politisi PPP ini.
Katanya lagi, cukup sudah musibah besar akhir 2009 lalu dijadikan pelajaran yang sangat berharga dalam kegidupan ini. Jangan lagi undang musibah lain, dalam bentuk memperbanyak maksiat. Lokasi wisata, baik wisata alam, maupun wisata yang dibuat dengan baik, bukanlah untuk tempat ajang maksiat. Tetapi, bagaiman tempat demikian dimaknai dengan kekayaan Tuhan, yang bisa menjadi alam yang sangat indah, yang tidak seorangpun manusia yang mampu menjadikannya.
Masrizal mengajak semua pihak di Padang Pariaman, untuk membaca apa yang diatur dalam Perda 06 tahun 2010. Dan juga petugas penegak aturan, alias Satpol PP bisa menegakkan aturan demikian dengan sempurna. "Selaku masyarakat Padang Pariaman, kita arus memberikan contoh yang baik, agar orang lain tidak bisa pula dengan semena-mena ketika datang didaerah ini. Daerah ini telah dijadikan sebagai pusat ziarah. Tempat beramal, memulyakan guru. Artinya, Padang Pariaman adalah daerah yang kaya dengan tradisi ulama, yang telah banyak memberikan warna dalam kehidupan masyarakatnya selama ini. Itu harus kita pertahankan," katanya. (dam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar