Budaya dan Kesenian Tradisional Perlu Diajarkan Pada Anak Usia Dini
Batang Anai--Dulu, semua nagari punya budaya dan kesenian tersendiri. Dan itu selalu diwarisi dari yang tua-tua ke yang muda-muda. Namun, sekarang hal demikian mulai redup dan tergerus oleh arus budaya luar yang datang menghantam budaya urang awak.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Padang Pariaman, Hasan Basri melihat, untuk pengembangan dan pelestarian kesenian perlu kembali diperkenalkan kepada anak-anak usia dini, supaya dapat dipahami dan dihayatinya.
"Seperti main tambua tassa, misalnya. Apabila anak-anak tumbuh menjadi besar, akan dapat menjiwai dalam dirinya. Dan juga kesenian tradisional itu tetap dikenal dan terus diwriskan dari generasi ke generasi," ungkapnya.
Hasan Basri yang anggota dewan dari PKB ini ingin, sanggar yang ada bisa dikembangkan kembali untuk membudayakan kesenian tradisional itu secara teratur. Sebab, bila anak-anak dan remaja diberikan kesibukan yang rutin, akan mampu menjauhkan mereka dari hal-hal yang negatif.
Jadi, kata dia lagi, butuh kesungguhan semua pihak di nagari, kecamatan dan kabupaten ini untuk melihat manfaat dari budaya dan kesenian demikian. Terutama dalam pemberdayaan anak muda dan remaja, yang merupakan aset terbesar yang harus diberdayakan sesuai minat dan kemampuannya.
Alhamdulillah, di Nagari Sungai Buluah, tempat Hasan Basri berasal telah mulai digalakkan kesenian tradisional demikian. "Ada saatnya anak-anak itu belajar mengaji, dan ada pula saatnya belajar petatah-petitih, randai, tambua tassa, dan lain sebagainya, agar mereka tidak kehilangan kendali," ujarnya.
"Uarang awak bilang, ketek taraja-raja, lah gadang tabao-bao, lah tuo tarubah tido. Artinya, bila dari usia kecil diajarkan dengan hal-hal positif, sampai tua dia akan terus berbuat yang terbaik untuk diri dan masyarakatnya," ungkapnya. (501)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar