Rabu, 23 Maret 2016

Longsor Menerjang Rumah Nasrul Dini Hari, Rahmi Tewas di Tempat

Rimbo Kalam Berduka
Longsor Menerjang Rumah Nasrul Dini Hari, Rahmi Tewas di Tempat

Kayutanam--Bukit itu runtuh bagaikan bunyi gemuruh di tengah kesunyian dini hari. Nasrul bersama istrinya El, dan sejumlah anaknya tengah tidur pulas. Maklum, sepanjang Selasa (22/3) masyarakat dihebohkan oleh berbagai bencana banjir. Bukit yang runtuh itu menyampakkan rumah yang tengah ditinggali keluarga ini sepanjang dua meter, dan hampir saja mengenai rumah di sebelahnya.
    Rahmi, anak pasangan keluarga ini tewas seketika. Rimbo Kalam, kampung yang jauh tersuruk di Nagari Anduriang, Kecamatan 2x11 Kayutanam, Padang Pariaman, kampungnya keluarga ini buncah malam itu. Buyuang Ambok, mantan Walikorong Rimbo Kalam yang ikut turun pada kejadian sekitar pukul 01.35 WIB Rabu dini hari itu, merasakan kesulitan dalam evakuasi korban.
    "Kabel listrik yang terhimpit tanah timbunan ini masih hidup, dan hampir saja menyengat kami yang mencoba menyisihkannya bersama," kata Buyuang Ambok menceritakan sesaat setelah kejadian longsor demikian.
    Rimbo Kalam adalah kampung yang susah. Jaringan telkomsel dan selular lainnya sama sekali tidak ada. Malam jelang pagi itu, masyarakat setempat berjibaku mengeluarkan korban dari dalam rumah semi permanen yang telah ambruk tersebut. Hingga, Rabu siang kemarin tiga buah motor dalam rumah itu belum bisa di keluarkan.
    MA Datuak Bagindo Malano, Ketua KAN Anduriang yang juga tokoh masyarakat setempat tak menyangka kejadian demikian. "Pagi Rabu, Rahmi, anak berumur 14 tahun yang sudah tak bernyawa itu langsung di bawa ke tempat dunsanak Nasrul di Tanah Taban, Nagari Pasie Laweh Lubuk Alung, dan akan dimakamkan di situ siang kemarin," kata dia.
    Sedangkan El, istri Nasrul, Jakan, ayahnya Nasrul hingga saat ini masih menjalani perawatan di RSUD Padang Pariaman di Parit Malintang. Hanya Nasrul yang bisa pulang dari rumah sakit, pagi Rabu kemarin tersebut. "El terkena bagian kepalanya, dan terpaksa dilakukan 25 jahitan," ujar Datuak Bagindo Malano.
    Nasrul yang sehari-hari bekerja sebagai buruh batubata, kata Datuak Bagindo Malano, Senin depan akan baralek batagak kudo-kudo rumahnya yang baru siap tegak dibangunnya. Tetapi apa hendak dikata, musibah datang, anak kandungngnya yang paling kecil meninggal pula. Nasrul asli warga Rimbo Kalam. Sedangkan istrinya El berasal dari Bengkulu, yang dinikahkannya di Lampung beberapa tahun lalu, dan diangkutnya ke kampung di Rimbo Kalam, karena tak kuat lagi menjalani hidup di rantau orang.
    "Kini, status keluarga ini malakok ke suku kami di sini, yakni Tanjung," ujar Datuak Bagindo Malano. Selaku masyarakat, Datuak Bagindo Malano bersama personil korong telah memberi tahu pihak terkait. Mulai dari pemerintah Nagari Anduriang, Kecamatan 2x11 Kayutanam, Pemkab Padang Pariaman, BPBD dan pihak kepolisian.
    Tanah yang didiami Nasrul itu adalah milik orangtuanya, Jakan. Bersama keluarga Nasrul, sang ayahnya Jakan sekalian numpang tinggal, dan bersama-sama pula mengayuh biduk kehidupan, mengolah tanah menjadi batubata. Bahkan, bukit yang runtuh, dan menghantam rumahnya itupun milik Jakan. Di tepi bukit itu tampak tungku tempat pembakaran batubata yang ikut punah oleh terjangan longsor.
    Pantauan Singgalang yang datang ke lokasi, Rabu pagi bersama Amir Husin, tampak bukit itu hanya tanah yang tidak pakai napa. Situasinya rentan. Bila datang musim hujan, ancaman longsor sangat menghantui masyarakat. Di sepanjang jalan, mulai dari lepas Tanah Taban yang menjadi wilayah Pasie Laweh Lubuk Alung, hingga Rimbo Kalam itu banyak rumah masyarakat yang lokasinya di bawah bukit, yang sangat membahayakan.
    Sejak pagi Rabu, lokasi rumah Nasrul didatangi aparat kepolisian, TNI, dan sejumlah masyarakat. Warung kopi di seberang jalan yang saling berhadapan dengan rumah Nasrul itu dipasang traval berukuran besar oleh masyarakat, untuk menampung para pelayat yang datang, dan ikut berbela sungkawa. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar