Senin, 31 Oktober 2016

Surau Pondok Ketek Tempat Penyimpan Benda Berharga Peninggalan Syekh Burhanuddin Itu Dipugar

Surau Pondok Ketek
Tempat Penyimpan Benda Berharga Peninggalan Syekh Burhanuddin Itu Dipugar

Ulakan--Dinilai tak sanggup lagi menampung jamaah, Surau Pondok Ketek sebagai penyimpan benda berharga peninggalan Syekh Burhanuddin dipugar. Rencana bangunan mendatang lebih besar lagi dari surau yang ada sekarang. Mencapai 29x19 meter, yang sampai siap akan menelan biaya sekitar Rp1,5 miliar.
    Heri Firmansyah Tuanku Khalifah menyebutkan, di samping bulan Syafar yang mashur dengan Syafa Gadang dan Syafa Ketek, pada bulan Rajab dan Sa'ban juga menjadi puncak ramainya jamaah yang datang ke Surau Pondok ini. Dan demikian itu merupakan tradisi sejak dulunya oleh jamaah yang bertalian dengan Syekh Burhanuddin dari berbagai daerah di Sumatera Barat ini.
    "Ada yang memilih duluan ke Ulakan, lalu melanjutkan ke Surau Pondok yang terletak di Korong Koto Panjang, Nagari Sandi Ulakan ini," ujar dia saat di datangi Singgalang, Jumat lalu di surau itu.
    Dan ada juga yang ke Surau Pondok dulu, baru ke Ulakan. "Di sini, masyarakat melakukan tradisi wirid pengajian, tahlil dan terakhir melihat dari dekat pakaian kebesaran Syekh Burhanuddin. Jadi, kondisi surau ini sudah sepatutnya diperbesar, agar mampu menampung banyak jamaah. Kasihan kita, kalau musim ramainya itu, ada jamaah yang tidur diatas mobilnya atau menumpang di emperan kedai di sekitaran surau ini," katanya.
    Heri Firmansyah tercatat sebagai khalifah yang ke-15 Syekh Burhanuddin. Warih bajawek, pusako batolong, dia merupakan kelanjutan dari khalifah sebelumnya, H. Bermawi yang telah berpulang ke rahmatullah. "Jumat ini para pekerja istirahat. Selain itu, para tukang tetap bekerja, sesuai anggaran yang kita miliki, kumpulan dari sumbangan jamaah," sebutnya.
    Surau Pondok Ketek tercatat sebagai benda cagar budaya, karena keberadaannya telah lama, dan punya nilai sejarah tersendiri. "Awal mulanya, Surau Pondok ini adalah sebuah rumah milik kaum kami Suku Guci. Ke rumah inilah awalnya, Syekh Burhanuddin menepat, tatkala pulang dari Aceh," ujar Heri Firmansyah.
    "Mamak ditinggalkan, mamak pula ditepati. Garis keturunan itu jelas dan terus bersampung, dari Koto Panjang, Sintuak, dan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, sebagai kampung asalnya Syekh Burhanuddin," ungkapnya.
    Dia belum bisa memastikan, kapan selesainya bangunan yang tengah dipugar ini. Yang jelas, setiap kali cukup anggaran untuk bekerja, para tukang dipanggilnya untuk melanjutkan pekerjaan yang tengah terbengkalai ini. Untuk itu, dia mohon bantuan banyak pihak, baik dari jamaah maupun dari pemerintah.
    Bagi Heri Firmansyah, kelanjutan pembangunan Surau Pondok sangat penting artinya. Masyarakat dan jamaah yang ingin memberikan sumbangan, silahkan kirim lewat BRI unit Nan Sabaris dengan nomor rekening 5492-01-013733-53-5 atas nama Surau Pondok Ketek. "Semoga niat baik ini akan dapat kemudahan dari Yang Maha Kuasa," harapnya.
    Menurut dia, seluruh peninggalan Syekh Burhanuddin telah ada kataloknya. Artinya, para pengunjung tak lagi susah untuk membolak-baliknya. Cukup melihat daftarnya, mana yang akan dilihat sudah bisa tersambung cepat. Bahkan, sebagian kitab dan peninggalan lainnya sudah di-visualisasi-kan lewat cd. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar