-Aie Tajun Lubuk Alung Butuh Perhatian
Sepanjang 3 Km Jalan Dibuka Secara Goro
Lubuk Alung--Masyarakat Kenagarian Aie Tajun Lubuk Alung, Padang Pariaman Minggu (19/6) melakukan gotong royong, membuka jalan sepanjang 3 kilometer. Jalan yang telah lama dirintis secara swadaya itu kini telah dipenuhi semak belukar, dan saatnya dibuka kembali, agar akses antara masyarakat Aie Tajun dan Pungguang Kasiak yang akan memanfaatkan jalan itu bisa lancar.
Taufik Hidayat, salah seorang tokoh masyarakat setempat kepada Singgalang menyebutkan, jalan demikian dibangun sejak 1998 silam, lewat gotong royong bersama. Dibukanya jalan itu dulu, agar lahan pertanian, baik ladang maupun lahan sawah yang sangat luas yang ada di Aie Tajun dan Pungguang Kasiak terbuka secara mantap dalam membangkitkan perekonomian kedua masyarakat tersebut.
Sekaitan Aie Tajun Lubuk Alung sebagai kenagarian yang baru saja dimekarkan, banyak hal yang harus dibenahi. "Kini, jalan yang sedang dibuka kembali itu, merupakan jalan menuju lahan pertanian yang sangat produktif. Lahan yang sedemikian luas itu telah banyak dilirik petani, guna mengembangkan berbagai produk unggulan. Dan sudah selayaknya Pemkab Padang Pariaman memberikan perhatian serius terhadap pembangunan jalan dari Simpang Kamboja, Aie Tajun ke Kampung Baru, Pungguang Kasiak itu," katanya.
Untuk itu pula, kata Ketua Ormas Nasional Demokrat (Nasdem) Padang Pariaman ini, jalan itu dulunya dirintis oleh Kelompok Tani Karya Murni Aie Tajun. Hal itu dilakukannya, mengingat agar jangan lahan pertanian yang luas yang telah dirambah oleh yang tua-tua dulunya tidak sia-sia belaka.
Butuh jembatan permanen
Disamping itu, lanjut Taufik Hidayat, jembatan yang menghubungkan Korong Kampuang Tangah, Aie Tajun dengan Korong Kampuang Baru, Pungguang Kasiak yang dibangun pada 1998 silam dengan swadaya, juga tidak lagi layak dipakai. Kondisi jembatan yang dibangun dengan batang kelapa itu, kini telah lapuk dan banyak yang berlobang-lobang. Akibatnya, jangankan mobil, sepeda motor saja tidak bisa lagi melewatinya.
Untuk itu, pihaknya sangat menginginkan adanya perbaikan jembatan demikian dari Pemkab lewat APBD Perubahan tahun ini. "Kita sedang ajukan permohonan itu. Semoga bisa diresponi oleh yang diatas. Itu kebutuhan ril masyarakat, agar tidak terputusnya akses jalan ditengah masyarakat," sebut Taufik.
Menjadikan Aie Tajun sebagai sentra jagung
Bersama 17 kelompok tani dan satu Gapoktan yang ada di Aie Tajun Lubuk Alung, Taufik Hidayat ingin menjadikan kenagarian yang baru saja dimekarkan itu sebagai sentra jagung di Padang Pariaman. "Keinginan demikian sangat tepat sekali. Sebab, arah menuju kesana telah banyak yang memulainya. Sejak setahun terakhir, telah banyak jagung yang keluar dari kampung ini," katanya.
Katanya lagi, ada sekitar 100 hektare lebih lahan yang layak dijadikan sebagai tanaman jagung. Dia berharap, pemerintah bisa memfasilitasi nantinya, terutama dalam soal pasar jagung yang baik dan benar. "Kita ingin, tanaman yang telah mulai dikembangkan itu bisa menjawab tantangan, dalam soal pengadaan jagung. Semua kelompok tani yang ada telah bersepakat, untuk mengembangan tanaman itu," ujar Taufik.
Sementara, Pj. Walinagari Aie Tajun Lubuk Alung, Nasrizal sangat mendukung sepenuhnya, apa yang dirintis masyarakat tersebut. Apalagi, Pemkab Padang Pariaman juga telah memulainya secara bergiliran disetiap nagari yang ada. "Pemerintahan nagari selalu mendukung program-program yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat secara keseluruhan itu," katanya. (dam)
---------------------------------------------------------------------
-Syukuran Pemerintahan Nagari
Pasie Laweh Lubuk Alung Baralek Gadang
Pariaman--Selama sebulan kedepan, masyarakat Kenagarian Pasie Laweh Lubuk Alung, Padang Pariaman baralek gadang. Alek nagari yang dilakukan kali ini, merupakan bentuk kesyukuran masyarakat atas terkabulnya keinginannya terhadap sebuah pemerintahan nagari yang mandiri, berpisah dari induknya, Lubuk Alung.
Menurut Nasrul, Ketua panitia alek nagari, berbagai kesenian Minangkabau mulai ditampilkan Minggu (19/6) malam, berupa randai, silek, ulu ambek. Disamping itu, pihaknya juga menggelar kesenian tari indang, dengan sistem indang naiak dan indang turun, dan sesekali diselingi dengan pertunjukkan orgen tunggal.
Kepada Singgalang, Senin (20/6) di Lubuk Alung, salah seorang tokoh masyarakat Pasie Laweh itu menilai sudah saatnya kesenian urang awak itu kembali dimasyarakatkan. Betapa banyak orang, akibat banyaknya pengaruh yang datang, sudah menghilangkan kesenian yang jadi kebanggan rang awak itu dulunya.
"Lewat alek nagari ini, kita akan bangun nagari yang baru dimekarkan ini disegala bidang, sehingga mampu sejajar dengan nagari lainnya di Padang Pariaman. Setahap demi setahap, proses perjalanan nagari Pasie Laweh terus berjalan. Kini, sebanyak tujuh korong, Padang Galapuang, Padang Pulai, Ujuang Guguak, Kampuang Kalawi, Kampuang Pondok, Tanah Taban dan Korong Sakayan telah ditetapkan oleh Pemkab, sebagai korong yang berada dilingkungan pemerintahan Kenagarian Pasie Laweh Lubuk Alung," kata dia.
Selama alek nagari itu, kata Nasrul, juga digelar buru babi, yang melibatkan seluruh pecandu buru babi yang ada diberbagai daerah. Alek nagari itu dipusatkan di laga-laga nagari. "Dengan ini pula, kita kembangkan kembali keutuhan adat istiadat, kesenian daerah, sebagai kekuatan kampung dan nagari, dalam menatap masa depannya yang jauh lebih baik lagi," harapnya. (dam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar