Sabtu, 01 Oktober 2016

Jambore Nasional PTK PAUDNI Mataram Luar Biasa, Sumbar Raih Juara Umum III

-Jambore Nasional PTK PAUDNI Mataram
Luar Biasa, Sumbar Raih Juara Umum III

Pariaman--Jambore nasional Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini (PTK PAUDNI) yang telah berlangsung pada 14-19 Juli lalu di Mataram, Nusa Tenggara Barat, membuat nama Sumatra Barat melambung jauh keatas, yang pada kegiatan tahun sebelumnya tidak pernah terjadi, yakni mampunya daerah ini meraih juara umum III.
    Ruswan Tanjung, selaku Ketua tim Sumbar kepada Singgalang di Pariaman merasa bangga dan senang, melihat prestasi yang sangat mengejutkan demikian. "Dari 16 cabang yang dilombakan, kita berhasil meraih 3 cabang juara satu. Cabang pamong belajar SKB/BPKB diraih oleh Minanda Ade dari Solok Selatan, cabang penilik diraih Syofyeni dari Kota Padang Panjang dan cabang tutor keaksaraan diraih oleh Ardiyanto juga dari Solok Selatan," kata dia.
    Sementara, cabang pengelola PAUD, Evi Desmariani dari Kota Padang berhasil mendapatkan juara 3. Katanya lagi, dua peserta Sumbar masuk 10 besar, yakni dibidang instruktur aerobik, yang disabet oleh Adlia Alfiriani, yang berasal dari Kota Padang, dengan peringkat kelima. "Selanjutnya, instruktur senitari tradisional, kita mendapatkan peringkat ke-9, yang didapatkan oleh Yeni Eliza dari Tanah Datar. Ini merupakan prestasi yang sangat pantastis. Sebab, tahun lalu kita hanya nomor urut ke-32, dari 33 provinsi yang ikut. Sekarang malah jadi juara umum III. Luar biasa," kata Ruswan Tanjung.
    Apresiasi juga terlontar dari Prof. Jamaris Jamna, selaku koordinator juri nasional, yang sekaligus urang awak. "Ini sebuah kebangaan tersendiri, yang mesti dipertahankan dan ditingkatkan dengan baik dan benar dimasa mendatang," kata dia.
    Selain peserta yang ikut dari Sumbar, mereka yang juga duta daerah bekas gempa ini, selama jambore nasional juga didampingi panitia jambore PTK PAUDNI Sumbar, Ruswan Tanjung (Ketua), Rusdi Aciak (Sekretaris), Madrian selaku PPTK kegiatan, dan Kepala BPKB Sumbar di Pariaman, H. Indra Irwan.
    Kepada semua peserta, panitia menyampaikan terima kasih atas tampilan yang cukup prima selama kegiatan berlangsung, sehingga pada akhirnya daerah ini mampu menjadi yang terbaik. "Hal ini juga sebuah berkah, karena kegiatan berlangsung pas menjelang Ramadhan. Kita berharap, pada jambore nasional tahun depan, Sumbar bisa meraih juara umum satu," ujar Ruswan Tanjung. (dam)
-------------------------------------------------------------------
Empat Tim Masuk Perempat Final

Ketaping--Empat tim akhirnya maju ke perempat final atau delapan besar, hingga pertandingan yang digelar Sabtu (23/7) lalu, dalam kegiatan peringatan HUT RI ke-66, dilapangan bola Ketaping, Kecamatan Batang Anai, Padang Pariaman.
    Kepada Singgalang, Ketua panitia, Aminuddin menjelaskan, keempat tim tersebut, PS Balai Baru, Kota Padang di pool B, setelah menang 2-0 atas King City Ketaping, pada pertandingan Jumat lalu. Selanjutnya, PS PNT Padang di pool A, yang menang melawan PS kampung Tangah, Ketaping 2-0 Jumat lalu. Kemudian, PS RDKS Ketaping, yang menang 4-0 lewat adu finalti atas PS Gembas Ketaping, Sabtu kemarin, dan Pagoda FC, yang berhasil mengalahkan Labergo FC 2-0.
    Menurut dia, semifinal digelar Selasa (26/7) mendatang, atara RDKS melawan PNT dari Kota Padang (main pertama). Sementara, pada main kedua bertemu PS Balai Baru, Padang akan berhadapan dengan Pagoda FC dari Paguah Dalam, Kenagarian Kurai Taji, Kecamatan Nan Sabaris, Padang Pariaman.        
    "Kita melihat, pertandingan yang dimainkan oleh anak-anak nagari cukup baik, dan mampu memperlihatkan nilai-nilai kebersamaan, tanpa adanya insiden. Hal ini tentunya, menjadi kebangaan tersendiri, karena nilai-nilai kemerdekaan yang kita peringati bisa diaktualisasikan lewat momen pertandingan sepakbola ini, yang mencerminkan nilai sportivitas yang baik diantara pemian yang ikut tampil dilapangan yang jadi kebanggaan rang Ketaping ini," ujar Aminuddin. (dam)
-----------------------------------------------------------------

Lakukan Hakikat Balimau jelang Ramadhan Dengan yang Sebenarnya

Pariaman--Tradisi balimau jelang Ramadhan, yang selama ini cenderung disalah-artikan oleh sebagian besar masyarakat, terutama dikalangan anak muda-mudi, agaknya harus diluruskan kembali. Hal itu dimaksudkan, agar niat untuk menunaikan amal ibadah pada bulan yang penuh berkah tersebut, mampu memberikan yang terbaik.
    Anggota Komisi I DPRD Padang Pariaman, Masrizal menilai balimau yang terjadi selama ini banyak yang salah kaprah. Sementara, ritual yang seharusnya dilakukan, justru tidak ditaati. Seperti menjalin tali silaturrahim ke semua tetangga, handai tolan, karib kerabat. Ini sangat jarang terjadi pada tatanan masyarakat perkampungan daerah ini.
    "Padahal, hakikat dari balimau itu adalah membersihkan diri yang sebenarnya. Bukan sekedar mandi-mandi ditempat pemandian, campur aduk lagi antara laki-laki dan perempuan. Bukan itu. Tetapi bagaimana, segala kesalahan diantara kita bisa dimengerti, dan pada akhirnya saling maaf-memaafkan. Kita bukan melarang banyak orang yang datang ketempat rekreasi pada saat menyambut Ramadhan. Silakan. Tetapi, bagaimana mampu melihat arti sesungguhnya hal itu dengan baik," kata dia pada Singgalang Minggu (24/7).
    Menurut Ketua Fraksi Bersatu DPRD Padang Pariaman ini, menghindari perbuatan maksiat merupakan hal yang mutlak dilakukan. Apalagi saat momen bulan yang penuh berkah ini. "Kita ingin, dalam masalah pencegahan hal demikian di daerah bekas gempa ini, perlu kerjasama yang baik semua pihak. Ya Pemkab, DPRD, ulama, tokoh masyarakat, serta pengambil kebijakan yang ada disetiap nagari," kata politisi PPP ini.
    Katanya lagi, cukup sudah musibah besar akhir 2009 lalu dijadikan pelajaran yang sangat berharga dalam kegidupan ini. Jangan lagi undang musibah lain, dalam bentuk memperbanyak maksiat. Lokasi wisata, baik wisata alam, maupun wisata yang dibuat dengan baik, bukanlah untuk tempat ajang maksiat. Tetapi, bagaiman tempat demikian dimaknai dengan kekayaan Tuhan, yang bisa menjadi alam yang sangat indah, yang tidak seorangpun manusia yang mampu menjadikannya.
    Masrizal mengajak semua pihak di Padang Pariaman, untuk membaca apa yang diatur dalam Perda 06 tahun 2010. Dan juga petugas penegak aturan, alias Satpol PP bisa menegakkan aturan demikian dengan sempurna. "Selaku masyarakat Padang Pariaman, kita arus memberikan contoh yang baik, agar orang lain tidak bisa pula dengan semena-mena ketika datang didaerah ini. Daerah ini telah dijadikan sebagai pusat ziarah. Tempat beramal, memulyakan guru. Artinya, Padang Pariaman adalah daerah yang kaya dengan tradisi ulama, yang telah banyak memberikan warna dalam kehidupan masyarakatnya selama ini. Itu harus kita pertahankan," katanya. (dam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar