Senin, 24 Oktober 2016

Dengan Badoncek, Kembangkan Kesenian Tambua Tasa

Dengan Badoncek, Kembangkan Kesenian Tambua Tasa

VII Koto--Lewat kesenian gandang tambua tasa, agaknya masyarakat yang terhimpun dalam Kecamatan VII Koto Sungai Sariak, Patamuan dan Kecamatan Padang Sago, Padang Pariaman ingin membangun nilai-nilai kebersamaan. Dengan seringnya dilakukan latihan secara bergiliran disetiap kecamatan tersebut, kini telah ada 29 group gandang tasa yang dinilai punya kemapuan, sehingga mampu memberikan yang terbaik dalam pengembangan tradisi.
    Camat Kecamatan VII Koto Sungai Sariak, Yusmanda kepada Singgalang, Sabtu (30/4) lalu menilai kesenian demikian sudah sepatutnya dikembangkan kembali. Pengebangan ini sengaja dilakukan secara bersama, mengingat agar tidak putusnya hubungan masyarakat di tiga kecamatan tersebut, yang dulunya merupakan satu kesatuan.
    "Kegiatan latihan gandang tambua tasa tersebut, awalnya hanya kesadaran dari sebagian yang tua-tua dalam kampung. Kemudian dikembangkan dengan cara mengundang kesenian itu yang ada di kampung lainnya dalam Kecamatan VII Kota lama tersebut. Dengan kesadaran itulah, perkembangan gandang tambua tasa saat ini mulai dilirik banyak pihak. Tidak salah agaknya, kalau gandang tambua tasa berasal dari Padang Pariaman," kata Yusmanda.
    Yusmanda melihat, manfaat yang ditimbulkan dari adanya latihan secara bergiliran yang diadakan di setiap laga-laga tersebut, sangat luar biasa. Disamping laga-laga yang selama ini hanya digunakan menjelang lebaran, saat ini telah bermanfaat sepanjang masa. Nilai kebersamaan ditengah masyarakat kembali tumbuh dan berkembang. Sebab, setiap masyarakat kampung yang menerima giliran itu, kaum perempuannya dibebankan untuk mengangkut nasi ke laga-laga dimaksud untuk dimakan bersama.
    Sangat disayangkan, lanjut Yusmanda, pengembangan yang dilakukan selama ini di VII Koto Sungai Sariak serta di Padang Sago dan Patamuan, kurang dapat sambutan antusias dari pihak Dinas Pariwisata. Padahal, Bupati dan Wakil Bupati Padang Pariaman, H. Ali Mukhni dan H. Damsuar Datuak Bandaro Putiah berkali-kali menyempatkan diri hadir, dan melihat langsung kegiatan yang cukup mengasikkan tersebut.
    Menurut dia, segala biaya yang ditimbulkan dalam pelaksanaan latihan secara bergiliran itu hanya dengan iyuran group tambua tasa yang ada. "Para anggota gandang tasa saking semangatnya, mereka badoncek. Disamping sebagai untuk biaya kebutuhannya dalam bermain, juga sebagian dari hasil badoncek yang dilakukan tersebut juga digunakan untuk pembangunan laga-laga, tempat mereka latihan dimaksud," ungkapnya.
    Kedepan, pinta Yusmanda, kegiatan gandang tasa yang telah mulai berkembang dan dirasakan manafaatkannya oleh banyak orang itu, perlu perhatian semua pihak. "Kita ingin, bibit-bibit anak gandang tasa yang mulai ada itu terus tumbuh dan berkembang dengan dinamikanya tersediri, dalam melihat arti penting kesenian yang menjadi kebanggaan selama ini, tidak punah begitu saja," harapnya. (dam)
------------------------------------------------------------------

Sebagian Besar Warga Pulau Aie Telah Menemati Rumah Permanen

Tandikek--Dengan semangat kebersamaan yang tinggi, pembangunan rumah masyarakat kembali pascagempa akhir 2009 lalu di Korong Pulau Aie, Kenagarian Tandikek, Kecamatan Patamuan, Padang Pariaman telah memperlihatkan hasil yang maksimal. Dari 386 rumah masyarakat yang pada umumnya mengalami kerusakan, saat ini sebagian besarnya telah dibangun secara permanen kembali.
    Menurut Rivai Marlaut, salah seorang tokoh masyarakat setempat, kebangkitan masyarakat tersebut, tentunya tidak bisa dilepaskan dari kepedulian berbagai pihak, baik dalam maupun luar negeri terhadap kampung itu. Begitu juga bantuan rehab rekon dari pemerintah, yang langsung digunakan buat pembangunan kembali rumah masyarakat demikian.
    Mantan Walikorong Pulau Aie ini menilai hanya sebagian kecil rumah masyarakat yang saat ini masih rumah kayu. "Ada sekitar lima persen kurang lebih, masyarakat masih menempati rumah kayu alias pondok. Kita terus menggalang kekuatan, agar kebangkitan masyarakat Pulau Aie bisa merata secara keseluruhan," kata dia pada Singgalang, Sabtu (30/4) lalu di Pariaman.
    Rivai Marlaut bersama masyarakatnya merasakan, yang perlu dibenahi adalah perekonomian masyarakat. Sebab, sawah yang dulunya bisa digarap secara maksimal, kini sebagian besarnya masih terkendala. Begitu juga ladang, dimana sebagian kampung yang memang tidak boleh lagi untuk digarap, maka hal itu juga menjadi faktor sulitnya pertumbuhan ekonomi masyarakat.
    "Memang pemulihan masyarakat yang cukup berat merasakan dampak musibah tersebut, tidak bisa secepat yang diinginkan bangkit. Namun demikian, dari segi tempat tinggal, paling tidak masyarakat Pulau Aie telah bisa aman dan nyaman, seperti sedia kala. Mereka yang diawal-awal kejadian gempa tinggal dalam pondok darurat, bahkan tenda yang tidak layak, kini sudah bisa menempati rumahnya, walaupun masih dalam tahapan pembangunan," katanya.
    Dia berharap, pemulihan ekonomi masyarakat juga menjadi perhatian tersendiri oleh berbagai pihak, tak terkecuali oleh Pemkab Padang Pariaman itu sendiri. Terutama soal irigasi, agar sawah yang selama ini banyak terbengkalai, agar bisa digarap kembali sebagai mata pencaharian bagi masyarakat," harapnya. (dam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar