-FKPM dan LPM Gelar Debat kandidat
Pilwana Lubuk Alung Harus Jadi Pilot Projetc
Lubuk Alung--Pemilihan Walinagari (Pilwana) Lubuk Alung agaknya harus menjadi objek percontohan bagi nagari lainnya di Padang Pariaman. Minggu (18/9) mendatang, Forum Kemitraan Polisi Masyarakat (FKPM) dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LMP) setempat menggelar debat kandidat calon walinagari, yang menghadirkan seluruh stakeholder yang ada di kenagarian padat penduduk tersebut.
Ketua FKPM Lubuk Alung, Aljufri kepada Singgalang, Jumat (9/9) di Lubuk Alung melihat debat kandidat yang selama ini hanya dilihat masyarakat secara nasional, harus pula dilakukan pada tingkat lokal. "Hal ini kita maksudkan, agar kecerdasan masyarakat bertambah, sehingga tidak salah dalam menentukan pilihannya terhadap pemimpin itu sendiri," kata dia.
"Insya Allah, kegiatan debat kandidat telah difinalkan pada hari tersebut. Hal itu juga telah cocok dengan agenda panitia Pilwana itu sendiri. Kita dari FKPM bersama LPM ingin menjadikan Lubuk Alung itu punya perubahan yang signifikan. Nah, hal itu tentu dimulai pada saat ajang Pilwana ini," kata politisi Partai Hanura Sumatra Barat ini.
Katanya lagi, debat kandidat jelas menghadirkan seluruh calon yang telah ditetapkan lewat SK Bupati Padang Pariaman. Masing-masing calon akan menyampaikan materi, atau visi misinya tentang Lubuk Alung kedepan, dan setelah itu dikomentari oleh tiga panelis, Dr. Irwandi Sulin, salah seorang tokoh Lubuk Alung, yang kini menjadi Dekan Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa, Padang. Selanjutnya, Dasril, salah seorang mantan calon Wakil Bupati Padang Pariaman pada Pilkada 2010 lalu, dan Sukri Umar, tokoh pers asal Lubuk Alung.
Menurut Ketua Umum BPC HIPMI Padang Pariaman ini, seluruh materi kegiatan sedang dirampungkan. Semoga menjelang hari H pelaksanaan debat demikian selesai dengan baik dan benar. "Kita berharap, momen ini bisa dimanfaatkan oleh semua lapisan masyarakat Lubuk Alung untuk melihat kedepan, betapa membangun nagari kearah yang lebih baik itu sangat penting, dan butuh banyak proses yang harus dilalui," ungkapnya.
Aljufri mengatakan, debat kandidat walinagari ini merupakan langkah pertama di Padang Pariaman sejak era kembali ke nagari diberlakukan di Sumatra Barat. Untuk itu, ini sebuah momen yang tepat, baik oleh masyarakat Lubuk Alung yang akan menentukan pilihannya pada 25 September ini, maupun terhadap seluruh calon walinagari, Harry Subrata, Yumardi, Firdaus Ongga, dan Taufiq Tanjung. "Pada saat ini, semua kelebihan dan kekurangan dari sang calon akan dilihat dan disaksikan langsung secara bersama dengan harapan, tentu masyarakat akan mampu memilih calon terbaik dari yang baik," kata Aljufri. (dam)
-------------------------------------------------------------------
-Panitia Gelar Bimtek
Empat Calon Walinagari Lubuk Alung Rebut 16 Ribu Suara
Lubuk Alung--Selama dua hari, Jumat dan Sabtu (9-10/9), panitia Pemilihan Walinagari (Pilwana) Lubuk Alung, Padang Pariaman menggelar Bimbingan Tekhnis (Bimtek), terhadap petugas Tempat Pemungutan Suara (TPS) serta petugas pemilihan yang berada disetiap korong. Kegiatan itu dilakukan, mengingat Pilwana yang sudah semakin dekat.
Menurut Hilman, Ketua Pilwana Lubuk Alung, Bimtek itu akan diikuti 2 dari 5 orang anggota setiap TPS. Sementara, jumlah TPS yang telah ditetapkan mencapai 33 TPS. Kemudian 3 petugas yang ada disetiap korong. Untuk itulah, Bimtek itu menghabiskan waktu selama dua hari penuh, dan diadakan di gedung UPTD Dinas Pendidikan Lubuk Alung.
"Kegiatan ini merupakan tahapan dari Pilwana itu sendiri, disamping tahapan lainnya yang telah dan akan dilakukan. Bimtek tersebut juga untuk melakukan sosialisasi terhadap semua panitia yang terlibat, dan panitia itulah yang akan mensosialisasikan hingga ketingkat masyarakat pemilih itu sendiri," kata dia pada Singgalang, Jumat (9/9) di Lubuk Alung.
Hilman yang didampingi Sekretaris panitia, Hendri Dunan dan panitia lainnya menyebutkan, jumlah pemilih yang telah divalidkan terdaftar 16 ribu lebih. Jumah sebanyak itulah yang akan diperebutkan oleh empat calon walinagari, masing-masing, Harry Subrata, Yumardi, Firdaus Ongga, dan Taufiq Tanjung.
Katanya lagi, panitia akan terus melakukan rangkaian sosialisasi Pilwana itu sendiri, terutama dalam korong di Lubuk Alung. Dan itupun telah dimulai sejak gendang Pilwana dimulai beberapa waktu lalu. "Kita ingin, semua masyarakat pemilih mampu menggunakan hak pilihnya, sesuai petunjuk hati nuraninya masing-masing. Dan kita harapkan juga partisipasi pemilih bisa meningkat dari masa-kemasa," katanya.
Kepada semua calon walinagari, Hilman juga minta dan mengajak, disamping mensosialisasikan dirinya ditengah masyarakat, juga dibarengi dengan sosialisasi untuk bersama-sama mendatangi TPS pada hari pemilihan, terhadap masyarakat itu sendiri. Hal ini sangat penting, agar tingkat partisipasi masyarakat dalam berdemokrasi bertambah cerdas dan dewasa. (dam)
-----------------------------------------------------------------
-Harry Subrata
Walinagari Harus Jadi Motivator
Lubuk Alung--Harry Subrata, satu dari empat calon Walinagari Lubuk Alung, Padang Pariaman periode 2011-2017 mengakui potensi nagari itu masih banyak yang belum tergarap secara maksimal. Anak muda yang dikenal banyak bergaul dengan semua pihak ini ikut maju pada momen Pemilihan Walinagari (Pilwana) tersebut, ingin memberikan yang terbaik terhadap masyarakat yang dikenal heterogen itu.
Terutama yang dia lihat terhadap potensi kalangan generasi muda Lubuk Alung, yang dinilai masih harus banyak belajar dalam berbagai hal. Sebab, pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan. Untuk itu, generasi muda harus mampu melakukan terobosan dalam berbagai hal. Mulai dari dunia usaha, sampai kepada dunia penddikan.
Kepada Singgalang, Jumat (9/9) pria kelahiran 1974, asal Koto Buruak, Lubuk Alung ini melihat dunia pendidikan adalah sebagai modal dasar untuk melangkah kedepan. "Dengan pendidikan yang matang, maka berbagai peluang akan bisa ditangkap oleh anak muda itu sendiri. Kita ingin, para pemuda tidak sekedar terpaku pada pencari kerja, tetapi juga bisa menciptakan lapangan pekerjaan itu sendiri," kata dia.
Lubuk Alung, kata Harry Subrata, sebagai nagari padat penduduk, jelas sangat bersentuhan dengan berbagai dinamika lapangan pekerjaan. Untuk itu, seorang walinagari harus bisa menjadi motivator, dan bukan sebagai regulator. Bagaiman menjadikan potensi yang ada di Lubuk Alung itu bermanfaat terhadap seluruh anak nagarinya.
"Sebagai contoh, kita telah coba mengembangkan dunia usaha yang dilandasi dengan dunia pendidikan yang hingga kini terus berjalan. Adalah lembaga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Manfaatnya sangat luar biasa. Disamping warga belajarnya menimba ilmu, kita juga barengi dengan ketrampilan, seperti pertukangan, perikanan, pertanian. Untuk pertanian, Alhamdulillah, telah melahirkan para ahli pembuat pupuk organik, yang hasilnya telah dimanfaatkan oleh para petani," ungkanya.
Calon walinagari dengan nomor urut satu ini mengajak masyarakat Lubuk Alung, untuk bisa melihat perubahan dimasa mendatang. Baginya, perubahan itu sebenarnya terletak ditangan masyarakat itu sendiri. Masyarakat punya hak, sudah tahu, dan mampu memilih dengan baik dan benar. "Mari kita mulai perubahan kearah yang lebih baik itu, lewat momen Pilwana yang sudah diambang pintu ini dengan menggunakan hak pilih. Semua calon yang maju adalah putra terbaik Lubuk Alung," katanya. (dam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar