Lubuk Alung--Aliudin hanya bisa pasrah. Sesekali dia tampak merintih menahan kesakitan yang amat sangat. Kaki kirinya kian melepuh dan sedikit demi sedikit daging kaki kirinya itu mengecil, dan terus mengicil hingga habis, dan kini kehabisan itu telah sampai dilututnya. Menurut orang kampung, Buyung Eler, panggilan akrap Aliudin mengidap penyakit tinggam.
"Sudah enam tahun lamanya," kata dia di kediamannya, Koto Buruak, Nagari Lubuk Alung, Padang Pariaman. Buyung Eler menceritakan kalau penyakit yang ditanggungnya itu awalnya hanya sebuah alergi alias gatal-gatal di punggung kakinya itu. Lalu membengkak hingga memerah, dan meletus.
"Anehnya, saat saya dirawat di RSUD Padang Pariaman di Parit Malintang tiga tahun yang lalu, para perawat dan dokter di sana tak tahu apa nama penyakit saya ini," kata dia.
Bapak berusia 48 tahun dan punya seorang anak laki-laki ini, kini terpaksa tinggal di rumah kakanya. Sebab, di tempat dia tinggal semula yang tak jauh dari rumah kakaknya itu, sudah tak ada yang merawatnya. Istrinya yang orang Aceh mungkin tak kuat lagi. Seorang anaknya yang masih duduk di bangku SD tersebut tak pula bisa berbuat banyak.
Kini, hari-hari Buyung Eler hanya bisa duduk dan tidur. Kini, dia tak lagi bisa berjalan. Tetesan nanah dari lepuhan kaki yang saat ini mulai habis harus ditampung dalam sebuah tempat, dan hanya tinggal dari lutut ke atas. "Kalau sempat saja di-injakkan yang sakit itu, sakitnya mintak ampun," ungkapnya.
Supaya tidak menimbulkan bau tak sedap, Buyung Eler selalu memberi sebelah kakinya itu lumuran bedak beras. Enam tahun sudah berlalu sakit yang dialaminya. Sudah banyak pula tempat dia meminta obat. Mulai dari medis yang harus pakai biaya banyak, hingga dukun kampung. Namun, yang namanya penyakit belum mau berangkat dari tubuhnya.
"Hanya pasrah pada Yang Maha Kuasa," keluhnya. Hingga saat ini, sebagai keluarga miskin, dan tinggal di rumah kakaknya yang miskin pula, Buyung Eler belum dapat sentuhan bantuan apapun, terkait penyakit yang di deritanya.
Program Padang Pariaman Sehat (PPS) yang digelorakan Baznas daerah ini hanya bisa di dengarnya dari tetangga yang sengaja datang menjenguknya. Ingin pula dia dapat bantuan dari hal demikian, tetapi dia hanya bisa pasrah pada kakanya. Sebab, untuk dapat itu harus diurus dan tidak bisa datang sendiri ke rumahnya.
Landi Efendi, Sekretaris Pemerintahan Nagari Lubuk Alung menyebutkan, Buyung Eler sempat dioperasi alias diamputasi kakinya itu lewat BPJS Mandiri pada 2016 lalu. "Pasca operasi itu sempat membaik. Tetapi kini penyakit itu kambuh lagi. BPJS-nya sudah lama pula menunggak, lantaran tak punya uang untuk membayar iyurannya," ujar Landi, Selasa (20/2) kemarin.
Sebagai aparat di nagari, Landi tengah mengusahakan perpanjangan BPJS Buyung Eler tersebut, dengan membuat proposal ke Baznas Padang Pariaman, yang tentunya bisa dibantu oleh lembaga zakat plat merah demikian. "Kita usahakan, adanya upaya untuk mengobatinya kembali. Ini tentunya beban moral kita bersama terhadap anggota masyarakat yang memang membutuhkan bantuan," sebutnya.
Menurut Landi, penanganan Buyung Eler oleh nagari ini sesuai arahan dari Dinas Sosial Padang Pariaman yang datang dan melihat langsung kondisi sedih yang dialami keluarga Buyung Eler di Koto Buruak. "Insya Allah, permohonan ini akan sampai di Baznas dalam waktu dekat ini, dan tentunya kita berharap Buyung Eler cepat ditangani untuk penyembuhan dari penyakit yang dideritanya," harapnya. (501)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar