Selasa, 06 Februari 2018

Ketegasan Pemerintah Ditunggu Akibat Tambang Galian C Niniak Mamak Anduriang tak Ingin Terjadi Pertumpahan Darah

Anduriang--Perjuangan masyarakat untuk mrnghentikan tambang galian C di Rimbo Kalam, Nagari Anduriang, Kecamatan 2x11 Kayutanam, Padang Pariaman sepertinya tak menemui solusi yang baik. Dinas terkait yang berwenang dalam soal izin terkesan memberikan gambaran diplomatis kepada masyarakat yang dimotori oleh niniak mamak setempat.
Meskipun Dinas Lingkungan Hidup Padang Pariaman memadang ada yang kurang beres dan salah dalam soal aktivitas tambang demikian, Dinas ESDM Sumbar menilai tak mudah menghentikan sebuah izin tambang. "Imbasnya, pihak penambang bisa mempersoalkan kita atau menuntut balik," kata Azril dari Dinas ESDM Sumbar yang hadir dalam pertemuan di Kantor Walinagari Anduriang, Selasa (6/2) lalu.
Mungkin dengan alasan ini pula, Dinas Lingkungan Hidup Padang Pariaman tak berani mencabut izin yang telah keluar. Kalau saja izin lingkungan tak ada atau dicabut, maka semua izinnya rontok dengan sendirinya. Pertemuan itu juga dihadiri Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu dan Perindustrian (DPMPTP), melalui Heri Sugianto.
Memang aktivitas tambang yang dilakukan UD. Sinar Motor di Rimbo Kalam mengantongi semua izin resmi dari pemerintah. Namun, kerusakan lingkungan yang ditimbulkannya sudah amat memprihantinkan. Melihat kondisi alam itulah bangkitnya para niniak mamak pemegang ulayat Nagari Anduriang, menghentikan jalannya tambang demikian.
"Semua kerusakan irigasi dan lingkungan, pakal balanya adalah tambang ini," kata SY. Datuak Panjang memberikan gambaran umum kondisi nagarinya.
Di samping kerusakan alam dan lingkungan, usaha tambang juga membuat perpecahan di tengah masyarakat. Nah, tentu ini yang perlu antisipasi yang paling berat. Kini, antara masyarakat sudah saling caci maki, saling fitnah. Sebab, ada sebagian anak nagari yang pro terhadap tambang, dan dijadikan oleh penambang sebagai bekingnya di tengah masyarakat.
Dengan iba hati dan perasaan mendalam, niniak mamak mohon pemerintah bertindak tegas. "Apa perlu kami bermohon ke Presiden untuk menghentikan semua ini. Cukup sudah satu orang Salim Kancil yang meninggal dunia akibat perjuangan melindungi masyarakat dari kejamnya usaha tambang di salah satu daerah di Jawa Timur sana. Jangan pula hal itu terjadi di nagari ini," kata Datuak Panjang lagi.
Sebab, katanya, melihat kondisi fitnah yang semakin gencar di nagari, potensi pertumpahan darah amat tinggi. "Mari kita kaji kepentingan yang lebih besar. Jangan biarkan Anduriang ini hancur, masyarakatnya tambah miskin. Kalau tambang terus berjalan, pasokan air irigasi yang akan mengaliri sawah menurun dan berkurang. Malah kapalo banda pun hanjur," ungkapnya. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar