Minggu, 11 Februari 2018

BAZ Padang Pariaman Serahkan Rp195 Juta Zakat Fitrah

Masjid Berkah Toboh Gadang
Kesejukan dan Kenyamanan Beribadah Menjadi Faktor Utama

Toboh Gadang---Sore nan cerah, Kamis lalu mambuat banyak orang sibuk menuju pasar pabukoan di Pauh Kamba dan Lubuk Alung. Bagi masyarakat Sintuak dan Toboh Gadang, pasar yang dua itu tempat aternatif untuk mencari pabukoan nan enak.
Singgalang bersama Yardi, Sekretaris Nagari Lubuk Alung sengaja pergi ke Lubuak Pandan, Kecamatan 2x11 Enam Lingkung sore itu untuk buka puasa. Sebelumnya, Shalat Asar di Masjid Berkah di Toboh Gadang. Pas sampai di masjid yang didirikan H. Jamaris Palapa itu, muazin tengah melakukan azan.
Motor langsung masuk halaman masjid, kami langsung pula ke tempat wuduk. Sore itu lumayan. Lebih satu saf laki-laki yang ikut melakukan kewajiban lima waktu sehari semalam demikian. Melihat masjidnya dari luar, terlihat nuasa perkotaan. Tapi, kalau kita masuk dan ikut shalat berjamaah, maka kebalikannya yang terasa. Nuansanya kampung sekali.
Tidak hanya shalatnya saja yang berjamaah, tetapi zikir, tasbih, takbir dan doa usai shalatpun juga dilakukan secara bersama, dimana tradisi itu hanya bersua dikalangan surau dan masjid kampung.
Memang, H. Jamaris mendirikan masjid itu tidak untuk tujuan menandingi tradisi beragama di kampungnya, Toboh Gadang yang sangat kental dengan tradisi orang tua-tua dulu, yang juga disebut sebagai kaum kuno. Kalau shalat Jumat, di Masjid Berkah azannya juga dua kali. Sebelum khatib naik mimbar baca khutbah, ada siraman rohani dari seorang ustadz. Sebab, khutbahnya dibaca sang khatib dengan bahasa Arab. Pakai tongkat membacanya. Di kampung itu lazim disebut dengan khutban ayam. Tarwihnya di malam hari bulan puasa dilakukan 23 rakaat dengan Witir. Selama bulan puasa, tampak keluarga H. Jamaris menyediakan menu buka puasa bagi musyafir yang berhenti dan Magrib disitu. Masjid yang didirikan sejak setahun yang lalu itu tak pernah sepi dari pengunjung.
Masjidnya selalu terbuka untuk siapa saja. Ingin tadarus usai sembahyang, ada banyak Quran di kiri kanan masjid untuk dibaca. Petugas kebersihan, imam, garin dan guru ngaji dalam masjid itu semuanya dalam tangguangan Jamaris, yang pengusaha kaya tersebut. Anda yang punya kendaraan roda empat pun tak dipungut parkirnya. Bahkan tukang parkir selalu mengawasi arus lalu lintas pada jalur Padang-Pariaman itu, manakala ada mobil yang akan masuk atau keluar dari masjid demkian.
Tentu sebuah pahala yang besar didapatkan Jamaris, karena keikhlasannya mendirikan masjid, sekalian menyediakan menu buka puasa selama Ramadhan. Sebagai masjid yang baru berdiri yang langsung diresmikan pemakaiannya oleh Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni, hingga kini selalu ramai tiap hari. Kalau shalat Jumat selalu penuh dengan jamaah. Mungkin keberkahan dari suasan baru itu barangkali.
Jamaris yang mempelopopri berdirinya masjid itu, mungkin terbilang atau termasuk ke dalam orang kaya yang pemurah. Masjidnya tak terlalu besar dan tak pula terlalu kecil. Sedang elok, sehingga mampu mengundang banyak orang yang sibuk di jalanan untuk berhenti manakala waktu shalat telah masuk. Kubah masjid yang diberi cat kuning, agak sedikit mirip dengan masjid kubah emas di Depok, Jawa Barat sana. (damanhuri)
---------------------------------------------------------------

Lantainya Keropos dan Lapuk
Rajang Kampuang Pauah-Bukik Kuduang Sangat Mengancam Keselamatan

Kampuang Dalam--Jembatan gantung yang menghubungkan Kampuang Pauah dengan Bukik Kuduang, Nagari Campago, Kecamatan V Koto Kampuang Dalam, Padang Pariaman yang dibangun sekitar tahun 1980 an, kini kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Sama sekali tak lagi bisa dilewati, baik oleh pejalan kaki, apalagi pakai kendaraan.
Menurut Zainal, salah seorang tokoh masyarakat Bukik Kuduang, rajang itu dibangun lewat swadaya masyarakat dulunya, dan dibantu sebagian kawat besinya oleh PT Semen Padang. Namun, sangat disayangkan, papan lantainya banyak yang sudah pada lapuk-lapuk.
"Pernah diganti lantai papannya itu secara swadaya mana yang lapuk. Tetapi tak begitu tahan lama, lantara kekuatan swadaya tersebut sangat tidak memadai. Diganti yang diujung sini, eh yang ujuang sana sudah lapuk pula. Begitu juga yang bagian tengahnya. Rajang itu melintasi Sungai Batang Nareh, yang lumayan besar. Dan itu merupakan satu-satu jalan penghubung bagi masyarakar Bukik Kuduang untuk sampai di ibu kecamatan V Koto Kampuang di Kampuang Pauah," kata Zainal pada Singgalang, kemarin.
Dia melihat, kesulitan masyarakat melintasi rajang demikian adalah saat pulang dari pasar. Dimana mereka membawa beban yang harus ekstra hati-hati mengangkutnya, agar jangat terjerambab ke dalam sungai. Tentu sangat patut rajang ini diperbaiki, dan diganti dengan jembatan permanen.
Katanya lagi, bila jembatan gantung yang dibangun semasa era Bupati Anas Malik ini tidak diganti dengan yang baru, besar kemungkinan Bukik Kuduang selamanya akan tertinggal terus. Kesusahan terus menghantui masyarakat bila hendak pergi ke ibu kecamatan.
"Kita tahu, keberadaan jembatan yang rancak dan jalan yang mulus akan sangat berdampak besar terhadap kemajuan ekonomi masyarakat itu sendiri. Bagi masyarakat Bukik Kuduang ranjang yang pajangnya sekitar 50 meter ini adalah simbol dari kebangkitan masyarakat dulunya. Nah, jembatan itu benar yang seolah-olah dibiarkan pemeritah lapuk dimakan usia," ungkapnya.
Besar harapan masyarakat, kata Zainal, Pemkab Padang Pariaman dibawah pimpinan Bupati Ali Mukhni yang juga putra Kampuang Pauah ini untuk bisa memperbaikinya. Kalau bisa diganti dengan jembatan permanen. (525)
-------------------------------------------------------------------

Untuk 1.300 Mustahiq
BAZ Padang Pariaman Serahkan Rp195 Juta Zakat Fitrah

Padang Pariaman--Sebanyak 1.300 orang penerima zakat se Kabupaten Padang Pariaman, jelang lebaran dapat jatah dari BAZ daerah itu. Setiap orang akan menerima sebanyak Rp150 ribu. Total anggaran yang digelontorkan untuk itu mencapai Rp195 juta. Penerima sebanyak itu tersebar di 17 kecamatan yang ada di Padang Pariaman.
Ketua BAZ Padang Pariaman Suhatri Bur kepada Singgalang, kemarin menyebutkan bahwa pihaknya bersama tim yang terdiri dari Bupati dan Wakil Bupati, Kepala SKPD dan instansi lainnya mulai turun ke kecamatan-kecamatan tanggal 24 Juli depan.
"Disamping ini program tahunan setiap kali akan memasuki lebaran itu juga kewajiban dalam mengeluarkan zakat fitrah setiap insan. Tentunya, hal ini sangat mengurangi beban Mustahiq ditengah kesulitan hidup saat sekarang," kata Suhatri Bur.
Katanya lagi, setiap tahun ketua tim selalu menyerahkan secara simbolis di kantor camat terkait. Sebab, setiap penerima atau Mustahiq merupakan rekomendasi dari camat yang dimintanya kepada walinagari terkait.
Pihaknya berharap, pemberian zakat demikian bisa berjalan sesuai rencana. Sehingga penerima yang sebanyak itu merasa tertolong dalam mengurangi beban hidupnya ditengah mendesaknya semua kebutuhan jelang lebaran ini. (525)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar