Padang Pariaman--Tahun ini Pemkab Padang Pariaman melakukan pemeliharaan dan peremajaan 500 hektare tanaman tua berupa kelapa, dengan penyebaran 60 ribu bibitnya. Pemeliharaan seluas itu sesuai lahan produktifnya di daerah tersebut.
Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Tanaman Pangan Padang Pariaman, Yurisman Yakub bersama Kabid Perkebunan, Taufik Hidayat menjelaskan, kelapa merupakan tanaman paling menonjol di daerah ini.
"Selain membudidayakan tanaman itu, kita juga memproduktifkan lahan terlantar untuk ditanami kelapa demikian," kata dia, Selasa (6/2) kemarin.
Kelapa, kata Yurisman, semua yang dihasilkannya punya produk unggulan. Sebut saja sabut kelapa yang bisa menghasilkan berbagai kerajinan. Batang kelapa yang bisa dijadikan kayu bernilai tinggi, arang batok, ampas kelapa, tempurung, dan lain sebagainya.
"Buah kelapa tidak sekedar untuk membuat masakan saja. Sekarang sudah banyak sentra minyak tanak tangan dari buah kelapa yang diolah masyarakat, yang nilai jualnya lebih mahal pula dari harga satuan kelapa itu sendiri," ungkapnya.
Untuk itu pula, tambah Taufik Hidayat, di berbagai kecamatan berdiri bangunan Unit Pengolahan Hasil (UPH) kelapa. Ada yang membuat dan mengumpulkan minyak tanak tangan, VCO di Sungai Geringging, Sungai Sirah Kuranji Hulu, dan Padang Sago.
Kakao
Di samping penghasil terbesar kelapa, Padang Pariaman juga punya lahan kakao yang lumayan luas. "Tahun ini kita akan membangun kebun induk kakao seluas satu hektare di Nagari Guguak, Kecamatan 2x11 Kayutanam," ujar Taufik lagi.
Di kebun induk inilah, ujar Taufik, dilakukan pembibitan. Untuk seluruh kelompk tani kakao yang ada, sumber bibitnya dari kebun induk ini. Dan kebun induk itu juga telah punya lisensi resmi, yang berhak mengeluarkan bibit.
"Jadi, kita melarang petani kakao kita mencari bibit ke luar daerah Padang Pariaman. Dengan kebun induk ini, kita majukan kakao daerah ini, yang pada akhirnya menjadi rujukan bibit kakao oleh petani lainnya di Sumatera Barat," ungkapnya. (501)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar