Selasa, 01 Januari 2019

Memukau Sejumlah Sanggar Piaman Tampilkan Kebolehan dalam Batajau Seni

VII Koto--Acara Batajau Seni yang sudah lama diidamkan oleh para penggerak sanggar seni tradisi di Kota Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman akhirnya digelar pada 30 Desember lalu. Acara tersebut berjalan dengan sukses, meski di warnai kendala hujan.
Stage manager Wendy mengatakan, kegiatan secara keseluruhan berjalan sesuai dengan agenda. “Alhamdulillah, para penampil telah tampil dengan baik dan sangat memukau. Masyarakat sangat antusias walau beberapa kali hujan mewarnai, tapi lokasi kita tak pernah sepi,” katanya.
Menurut Wendy, sebanyak 10 karya telah dipentaskan malam itu. Setiap karya adalah bentuk inovasi yang berdasarkan pada tradisi. Tampak perpaduan yang apik antara ide para seniman dengan bentuk asli tradisi yang diwariskan nenek moyang mereka. Sanggar Bundo Kanduang misalnya, malam itu menampilkan suguhan musik yang bernuansa balads rock tapi di dibalut dengan warna musik minang yang kental.
Sanggar Darak Badarak yang identik dengan kekuatan perkusinya pun menyuguhkan karya inovasi yang berangkat dari permainan tambua dan talempong. Suguhan apik ini juga menonjol lantaran jumlah personal yang terlibat membuatnya terlihat kolosal. Seperti yang jamak diketahui, Darak Badarak adalah sanggar yang sudah malang melintang di panggung nasional dan internasional.
Sementara sanggar Umbuik Mudo mempersembahkan olahan pertunjukan tari yang berangkat dari gerakan indang yang apik. Binuang Sati malam itu juga mempersembahkan tarian, namun kelompok dari Tandikek ini mempertunjukkan kebolehan permainan legaran randai yang relatif tampak baru dari yang sudah-sudah.
Malam itu juga tampil Sanggar Bu Dewi Production yang menawarkan perpaduan apik antara tarian dan musik. Lagi-lagi sanggar ini berangkat dengan kekayaan seni Piaman, termasuk Luambek yang legendaris. Sementara Sanggar Durga selaku tuan rumah, menampilkan olahan Gandang Tasa dengan suguhan yang lain dari biasa. Jika biasanya gandang tasa hanya sebuah permainan musik dengan sedikit gerak, Sanggar Durga memperlihatkan bahwa gerakan yang tertata juga dapat membuat permainan tasa mereka semakin menarik.
Sanggar Rangkiang Palito memanjakan penonton lewat suguhan tari yang memperlihatkan permainan indang dengan kegembiraan yang diluapkan lewat gerak menarik. “Malam ini permainan para penampil sangat apik dan menarik. Garapan-garapan seperti ini perlu mendapat tempat. Dan Batajau adalah tempat yang tepat, kemudian diharapkan dapat terus dilanjutkan hingga ke panggung nasional bahkan internasional,” kata Dr. Sahrul, peneliti sekaligus pengajar pascasarjana ISI Padang Panjang.
Sementara kreator musik kontemporer berbasis tradisi Piaman, Susandra Jaya berharap iven Batajau terus digerakkan untuk mengedukasi generasi muda tentang kekayaan seni Piaman. “Ini adalah sebentuk wadah bagi pengembangan industri kreatif. Selanjutnya diharapkan akan digelar pula diskusi dan berbagai workshop bersama dengan wadah yang sudah ada ini,” katanya.
Usai berbagai pertunjukan digelar, di ruang khusus, para penggerak sanggar berapresiasi dengan menyaksikan pertunjukan Silek Sunua bersama-sama. “Silek Sunua insya Allah akan dijadikan sebagai seni tradisi asli yang menjadi inspirasi untuk sejumlah karya yang akan ditampilkan pada Batajau Seni ke-2,” sebut Muhammad Fadhli, selaku juru bicara panitia. Meski sanggar yang tampil malam itu hanya beberapa sanggar, namun total seluruh sanggar yang turut mendukung kegiatan ini mencapai 19 sanggar dan kelompok manajemen seni. Hal ini membuktikan bahwa insan seni Piaman sudah mulai bersatu, saling dukung satu dengan yang lain demi kemajuan bersama. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar