Sabtu, 04 Agustus 2018

Investor Korsel Butuh Lahan 80 Hektare untuk Pembangunan PLTS

Padang Pariaman--Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni menyambut kedatangan investor dari Korea Selatan yang ingin berinvestasi di bidang energi ketenagalistrikan. Rombongan terdiri dari CEO & Presiden CK E&Solution, Daehyun Jin, Direktur PT Palu GMA Refinery Consortium Woogyou Park beserta rombongan. Pertemuan dilanjutkan dengan penandatanganan MoU antara pemerintah daerah dengan investor.
Ali Mukhni mengatakan, investor luar negeri tersebut ingin berinvestasi di bidang ketenagalistrikan karena potensi peluang investasi pembangkit listrik di Kabupaten Padang Pariaman cukup menjanjikan. "Kebutuhan pasokan listrik di Sumbar sangat tinggi khususnya Padang Pariaman. Kita sambut baik rencana investor untuk pembangunan PLTS," kata Ali Mukhni di Parit Malintang, Kamis lalu.
Diliriknya Kabupaten Padang Pariaman oleh investor, kata Ali Mukhni, cukup beralasan. Daerahnya sebagai pusat pembangunan infrastruktur, Bandara Internasional Minangkabau (BIM) yang dekat, dan adanya kawasan industri. "Tentunya Padang Pariaman dikenal daerah yang ramah investasi. Buktinya, kita langsung adakan MoU usai pertemuan. Artinya, kita cepat merespon peluang untuk kebutuhan masyarakat," ujar dia bersama Kadis Kominfo Zahirman.
PLTS, lanjutnya, sangat mungkin direalisasikan karena sejalan dengan program smart city yang tengah dirancang oleh Dinas Kominfo. Artinya, suatu daerah yang berbiaya rendah dengan memanfaatkan teknologi informasi dan memiliki pembangkit listrik yang murah. "Kondisi sekarang hampir 95 persen masyarakat sudah teraliri listrik. Ke depan, kita tentu sediakan pasokan listrik untuk mega proyek Tarok City, Asrama Haji dan jalan tol Kasang-Sicincin," ungkapnya.
Sementara CEO & Presiden CK E&Solution, Daehyun Jin mengapresiasi Bupati Ali Mukhni yang telah menjadikan Padang pariaman sebagai daerah ramah investasi. Ia mengaku kagum dengan posisi strategis Padang Pariaman yang memiliki garis pantai dan juga pegunungan. "Terima kasih Bapak Bupati sudah menyambut kami. Padang Pariaman negeri yang indah," ujarnya.
Saat ini, kata Mr. Daehyun, perusahaan konsorsiumnya telah berinvestasi di PLTS di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Pembangunan PLTS berkapasitas 50 megawatt untuk mendukungan kawasan ekonomi khusus di Palu. Ia berharap PLTS juga dapat dibangun di Padang Pariaman. PLTS ini nantinya dapat digunakan untuk perumahan, komersil, perkantoran dan industri. Adanya PLTS akan mengurangi ketergantungan dengan batu bara maupun tenaga uap. "PLTS itu ramah lingkungan, tidak ada polusi udara dan suara serta mendukung program smart city," kata dia.
Kadis Penanaman Modal Pelayanan Terpadu dan Perindustrian, Hendra Aswara mengatakan bahwa investor dari Korsel membutuhkan lahan sedikitnya 80 hektare untuk pembangunan PLTS. "Kita siapkan di dua tempat, pertama di Sintoga dan kedua di kawasan Kayutanam. Nanti dicek lokasi dan menyusun studi kelayakannya," ujar Hendra.
Terikat perizinan, Hendra mengatakan saat ini telah diterapkan Online Single Submission (OSS) atau Pelayanan secara elektronik terintegrasi. Artinya, investor bisa langsung bekerja setelah mendaftar secara online melalui website www.oss.go.id. "Setelah mendaftar di OSS, paling lama 60 menit. Investor mendapat izin usaha kemudian memenuhi komitmen yang ditetapkan. Seperti izin lokasi, IMB dan Izin Lingkungan," kata Kadis yang pernah menjabat Kabag Humas itu. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar