Padang Pariaman--Didorong rasa kemanusiaan melihat derita sesama saudara dan karena memiliki pengalaman serupa, Bupati Padang Pariaman, Ali Mukhni datang ke Lombok mengantarkan bantuan PNS Pemkab dan masyarakat, Sabtu (25/08) lalu.
Bantuan sebesar Rp205 juta itu diperoleh dalam tiga hari mengumpulkan dari PNS Pemkab Padang Pariaman serta mitra kerja Pemkab, khususnya di bidang Pekerjaan Umum. "Saya telepon Dinas PUPR untuk mengajak rekanan untuk ikut menyumbang. Alhamdulillah, disambut baik dan mereka ikut berpartisipasi aktif menyumbang," kata Ali Mukhni didampingi Kabag Humas dan Protokol, Andri Satria Masri dan Bendahara Bagian Kesra Setdakab Padang PAriaman, Romer Makrius.
Sumbangan juga banyak datang dari tenaga pendidik yang dikumpulkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Padang Pariaman. Bantuan itu diserahkan langsung Bupati Ali Mukhni kepada Sekretaris Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat, H. Rosiady H. Sayuti, di Posko Bencana Gempa Bumi Provinsi Nusa Tenggara Barat, di depan Gedung Sangkareang, disaksikan Asisten II Setdaprov NTB Chairul Mahsul, Kasat Pol PP Lalu Dirjaharta, Kabiro Umum H. Fathul Gani.
"Alhamdulillah, semangat saling membantu ternyata masih sangat tinggi di Padang Pariaman. Buktinya, tiga hari kita bisa mengumpulkan dana Rp205 juta untuk disalurkan kepada saudara kita yang terkena musibah di Lombok, NTB ini," ujar Ali Mukhni kepada Sekdaprov NTB. Kepada Rosiady, Bupati dua periode itu mengisahkan bagaimana gempa yang terjadi di Sumatera Barat khususnya di Padang Pariaman tahun 2009 silam.
"Dahulu kita juga pernah mendapat musibah gempa tahun 2009. Dari berbagai sumber mengatakan bahwa kekuatan gempa yang melanda Sumbar tahun 2009 adalah 7,6 Skala Richter. Kabupaten Padang Pariaman merupakan daerah yang paling parah mendampat dampak gempa," kisah Ali Mukhni. Alhamdulillah, lanjut Ali Mukhni, kondisi kita cepat pulih karena kita mendapat bantuan dari seluruh daerah di Indonesia bahkan hampir 80 negara asing mengirimkan relawan dan bantuannya.
"Sekarang, kami melakukan hal yang serupa dengan cara membantu semampu kami untuk saudara kami di Lombok ini," jelas Ali Mukhni. Kemudian Ali Mukhni pun mengisahkan bagaimana penanganan pemerintah daerah terhadap masyarakat terkena dampak gempa bumi. Ali Mukhni menyarankan kepada masyarakat Lombok untuk mensiap siagakan lampu penerangan mandiri (senter) mengantisipasi gempa yang terjadi malam hari dan penerangan listrik mati.
"Senter menjadi alat yang sangat dibutuhkan apalagi Lombok setiap saat masih digoyang gempa. Pengalaman kami begitu dahulu," pesan Ali Mukhni. Selama di Mataram, Ali Mukhni sempat melihat kondisi warga di Kota Mataram yang banyak tinggal di tenda karena semua warga kuatir dengan gempa yang terjadi setiap waktu.
Dia berharap agar masyarakat NTB yang terkena musibah dapat menghadapi cobaan dengan tabah. Sebab dia yakin, cobaan bukti kuatnya iman masyarakat di Lombok ini. "Kita berharap, saudara-saudara kita di Lombok tabah dan mendapat perhatian dari seluruh masyarakat Indonesia," pungkasnya.
Menurut Sekda, psikologi warga memang agak terganggu dengan durasi gempa yang selalu terjadi dalam jangka panjang. Terhitung sejak akhir Juli sampai akhir Agustus, gempa dengan skala di atas 5 tetap terjadi. Dari Pemprov NTB diperoleh informasi bahwa sudah 555 orang meninggal dunia akibat gempa Lombok selama Agustus 2018. Korban meninggal tersebar di Kab. Lombok Utara 466 orang, Lombok Barat 40 orang, Lombok Timur 31 orang, Lombok Tengah 2 orang, Kota Mataram 9 orang, Sumbawa Besar 5 orang, dan Sumbawa Barat 2 orang. (501)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar