-Di Padang Pariaman
Masih Banyak yang Belum Terima Bantuan Lauk Pauk
Pariaman--Bantuan lauk pauk yang diberikan pemerintah Padang Pariaman kepada
masyarakat korban gempa yang rumahnya mengalami rusak berat, masih
simpang siur. Buktinya, sampai hari ini telah hampir satu bulan bencana
akhir September itu berlalu, namun masih banyak masyarakat yang belum
menerima uang sebesar Rp150 ribu/rumah tersebut.
Azwir, 60, salah
seorang warga Korong Parit, Kenagarian Tapakis, Kecamatan Ulakan
Tapakis, Padang Pariaman mengaku belum menerima bantuan tersebut. "Kami
disini tidak tahu apa ada bantuan lauk pauk dari pemerintah. Kalau
memang ada, inilah baru kami menerima informasi dari anda, "katanya.
Menjawab Singgalang, Sabtu (24/10) lalu, Azwir yang rumahnya mengalami
rusak berat, bahkan
sebagiannya telah hancur itu, selama gempa baru menerima bantuan berupa
beras dari pihak korong yang membagikan. Disamping itu juga banyak
makanan, seperti indomie, roti serta bantuan lainya. Tetapi yang namanya
bantuan lauk pauk, ya belum ada. "kami juga ndak tahu, apa warga disini
ada jatahnya atau tidak, juga kami ndah tahu sama sekali, "ujarnya.
Sementara, Camat Ulakan Tapakis, Wilson, S. Sos, MM mengakui bahwa
bantuan lauk pauk untuk kecamatan itu belum dibagikan. Sebab, bantuan
itu masih terkendala untuk membagikannya. "Insya Allah bantuan itu baru
Senin ini dibagikan oleh dua walinagari dan 33 walikorong yang ada di
Ulakan Tapakis ini, "katanya.
Ditengah suasana peresmian
dimulainya pembangunan 1.000 unit Huntara dari Dompet Dhuafa
Singgalang/Republika, Sabtu (24/10) Wilson mengaku sangat tidak
menginginkan adanya keributan setelah pembagian bantuan lauk pauk
tersebut, seperti yang dialami sejumlah
nagari lain di Padang Pariaman.
"Pokoknya seluruh rumah rusak
berat, sesuai data yang dinaikan, bakal mendapatkan bantuan tersebut.
Uang itu telah siap untuk dibagikan, setelah melakukan sejumlah
pertemuan dengan walinagari dan walikorong yang ada di kecamatan ini,
"katanya.
Sementara masyarakat Kecamatan Sintuak Toboh Gadang,
Sungai Limau, Padang Sago belum merasakan bantuan, dimana orang lain
yang menerima bantuan lauk pauk itu telah lama dimakan lagi oleh lauk
dikolam ikan alias jadi cirik.
Salmi, 34, salah seorang warga
Korong Tembok, Kenagarian Sintuak, dan Cici Fatmawati, 30, warga V
Hindu, Kenagarian Batu Kalang, Kecamatan Padang Sago kepada Singgalang,
Senin (26/10) secara terpisah mengaku belum menerima bantuan lauk pauk
dari pemerintah.
Mereka tidak tahu pasti kapan bantuan itu
dicairkan pihak nagarinya. "Ya dalam kondisi seperti ini, jelas bantuan
sedikit
apapun sangat berarti bagi kelangsungan hidup. Sebab, pascagempa yang
namanya usaha untuk menghasilkan uang juga belum bisa dilakukan,
lantaran masih membersihkan rumah dari puing-puing kehancuran akibat
gempa, "kata Salmi dan Cici.
Dilain pihak, Buyuang salah seorang
warga Ambung Kapur, Kenagarian Sungai Sariak mengaku orangtuanya telah
menerima bantuan lauk pauk. Namun, dia merasa terkejut, lantaran
mendengar bantuan sebanyak Rp150 ribu. Betapa tidak, orangtuanya
mengalami kehancuran rumah bersama masyarakat lainya, hanya menerima
bantuan sebanyak Rp50 ribu.
Dalam pembagian uang itu, aku
Buyuang, walikorongnya mengaku bahwa tidak ada pemotongan uang bantuan
tersebut. Lalu, kalau tidak ada dipotong, kok menerimanya hanya Rp50
ribu, sementara nagari lain Rp150 ribu. Apa berbeda bantuan itu di
setiap nagari ? Katanya setengah bertanya.
Ketua Badan Musyawarah
(Bamus) Nagari Koto Baru,
Kecamatan Padang Sago, Tuanku Afredison, AR kepada Singgalang, Senin
(26/10) via ponselnya merasa nagarinya telah menerima bantuan lauk pauk,
sesuai dengan laporan. "Untuk Koto Baru bantuan itu sebanyak Rp98 juta
lebih, yang dalam dua hari ini akan dibagikan kepada masyarakat yang
tersebar di empat korong, Tungka Kampuang Panyalai, Solok Pintu Gabang,
Lapau Cubadak dan Korong Kapuah, "katanya.
Bantuan tersebut
sesuai petunjuk, masing-masing kepala keluarga yang rumah mengalami
rusak berat akan mendapatkan Rp150 ribu. "Selaku perwakilan masyarakat
di nagari, Bamus telah memberikan masukan kepada semua walikorong dan
walinagari, agar semua batuan itu utuh diserahkan kepada masyarakat.
Tidak satu sen pun yang dipotong, "katanya.
Afredison melihat
resiko pemotongan bantuan, apalagi yang namanya bantuan gempa, itu
sangat tinggi. Kalau tidak didunia ini, di akhirat pun orang yang
melakukan hal itu juga akan dapat
ganjaran dari Yang Maha Kuasa.(dam)
-----------------------------------------------------------
-Sebanyak 800-1.000 Paket Setiap Hari
Tim Relawan Yobana Samial Siap Membangunkan Rumah
Pariaman--Sejak dua hari pascagempa sampai hari ini, Yobana Samial, S.H terus
berkeliling disepanjang Padang Pariaman. Selaku insan yang diberikan
kelebihan harta oleh Tuhan, Yobana Samial bersama keluarganya, Hendri
Final, S.H, setiap harinya selalu membagikan paket sembako dari
800-1.000 paket yang diberikan kepada masyarakat yang sangat
membutuhkan/hari.
Kepada Singgalang, Senin (26/10) Yobana Samial
yang juga Ketua DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Padang Pariaman
ini melihat bantuan tanggap darurat untuk masyarakat korban gempa, masih
sangat dibutuhkan. Terutama masyarakat yang tinggal disepanjang pesisir
pantai, mulai dari Ketaping, sampai ke Batang Gasan.
Nyaris
setiap
hari, iring-iringan mobil yang membawa paket terus bergerelia
disejumlah perkampungan, seperti Sungai Limau, Toboh Gadang, Sintuak,
Sicincin, Pilubang, Pakandangan, Ulakan, Sunua dan lainnya. "Sementara,
untuk Tandikek, Sungai Geringging dan Padang Sago memang saya belum
masuk, lantaran banyak pihak sangat terfokus di tiga kecamatan tersebut.
Disamping paket itu berisi lima kilo beras, juga diisi dengan indomie,
gula, roti serta kain selimut. Semua bantuan yang telah disalurkan,
tidak terhitung lagi jumlahnya. "Pokoknya, mengalir bantuan dari
keluarga serta teman-teman saya dari Jakarta, selalu didistribusikan
secepat mungkin, "katanya.
Sementara, kata Yobana Samial, untuk
masyarakat selain tersebut, saatnya dilakukan renovasi dan rekonsiliasi
terhadap rumahnya. "Salama dua hari ini saya akan mengakhiri bantuan
tanggap darurat berupa paket untuk masyarakat. Kini tengah dirancang
bantuan untuk rumah masyarakat.
Untuk itu saya tengah melakukan pelatihan terhadap 10 tenaga relawan,
yang nantinya siap membangun rumah masyarakat, "katanya.
"Nanti
pihak relawan disiapkan dengan berbagai kelengkapan tukang, termasuk
makan dan minum plus penginapannya, selama melakukan rekonsiliasi rumah
masyarakat. Insya Allah dalam satu hari akan disipkan tiga rumah siap
huni. Persiapan kearah itu telah dilakukan dengan matang, tinggal lagi
untuk memulainya, "katanya. (dam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar