Padang--Dalam berdakwah di tengah masyarakat, ulama hendaknya juga mengajarkan dan menginformasikan kepada masyarakat tentang pentingnya melek media. Artinya, masyarakat bisa memilah dan memilih mana media siaran yang mampu meningkatkan kapasitasnya sendiri.
Wakil Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sumatera Barat, Afriendi menyampaikan hal itu, Kamis (21/12) dalam acara literasi media, yang diadakan KPID di Aula Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumbar.
Literasi media yang mengangkat tema; Penguatan Literasi Media dalam Materi Dakwah Bagi Masyarakat itu diikuti sekitar 100 peserta dari PWNU Sumbar beserta Badan Otonom-nya. "Ulama NU yang aktif melakukan dakwah di tengah masyarakat, punya peran penting menyampaikan hal ini," kata Afriendi.
"KPID bertugas lebih kepada penegakan moral masyarakat, terkait siaran merdia tv dan radio," ungkapnya. Untuk itu, kata dia, kerjasama kali ini dalam bentuk acara literasi media, adalah penguatan materi dakwah itu sendiri.
Wakil Ketua PWNU Sumbar, Tamrin Ahmad mengakui bahwa perkembangan media siaran akhir-akhir ini sangat kencang. Mempengaruhi sendi-sendi kehidupan masyarakat itu sendiri. "Jadi, kita punya tanggungjawab moral terkait siaran tv yang banyak merusak mental anak muda kita," sebutnya.
Menurutnya, NU sebagai Ormas Islam terbesar di negeri ini punya komitmen dengan dakwah Islam Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja), yang di dalamnya ada nilai-nilai keseimbangan. "Banyak hal siaran tv saat ini dinilai merusak masyarakat. Tentu ini tugas kita bersama, bagaimana peran aktif KPID mampu menyuaran nilai-nilai adat-istiadat dan budaya," ungkapnya.
Sementara, Dekan Fakultas Dakwah UIN Imam Bonjol Padang, Wakidul Kohar menilai tantang objek dakwah semakin mengkhawatirkan masyarakat. "Jadi, NU dan Badan Otonom-nya dituntut lebih proaktif lagi, menjelaskan kepada masyarakat banyak tentang siaran-siaran yang merusak kehidupan," ungkapnya. (501)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar