Sabtu, 19 Desember 2015

Berdemokrasi di Nagari Beradat

Berdemokrasi di Nagari Beradat

Pariaman--Meskipun belum mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Padang Pariaman, pasangan Sudirman Gani-Eri Zulfian tetap terus melakukan konsolidasi, sekaitan telah keluarnya Surat Keputusan (SK) dari DPP Partai Demokrat, tentang pasangan yang akan diusung oleh partai pemenang Pileg 2009 lalu itu.
    Ketua DPC Partai Demokrat (PD) Padang Pariaman, Eri Zulfian, S. Pt kepada Singgalang, Minggu (4/4) mengaku bahwa tim sukses yang akan bekerja nantinya untuk memenangkan pasangan bupati/wakil bupati yang akan diusung PD telah terbentuk dengan baik dan benar. "Kita sengaja menyusun tim sukses itu sepenuhnya mengakomodir seluruh kepentingan masyarakat yang ada di Padang Pariaman. Begitu juga setiap kecamatan, kita tempatkan sejumlah koordinator, yang jumlah koordinator itu ada yang mencapai tiga orang, tergantung kecamatan yang bersangkutan," katanya.
    Menurut Eri Zulfian yang juga Ketua DPRD Padang Pariaman itu, untuk jabatan Ketua Tim sengaja PD mempercayakan kepada Drs. Jahendar Datuak Tangindo dan Sekretarisnya Maryono. "Hal itu kita lakukan, mengingat Jahendar adalah seorang yang sukses memimpin Nagari Tandikek. Dia seorang niniak mamak yang pantas dijadikan contoh tauladan di daerah ini. Pilihan itu dijatuhkan setelah melakukan kajian yang mendalam," katanya.
    "Insya Allah calon bupati/wakil bupati dari PD, Kamis depan akan didaftarkan ke KPU. Hal itu diputuskan setelah melakukan koordinasi bersama antara calon dan PD itu sendiri. Kita sengaja saat pendaftaran itu mengikut-sertakan sejumlah simpatisan dan pengurus PD yang ada di kecamatan dan nagari. Sebab, itu merupakan langkah awal dalam menatap masa depan daerah ini kearah yang lebih baik lagi, sekaligus kebersamaan yang terpatri dari semua dukungan yang akan diberikan kepada mantan Sekdakab Padang Pariaman itu," sebut Eri Zulfian.
    Memang, lanjut Eri Zulfian, Padang Pariaman butuh kepemimpinan yang berpengalaman. "Kita melihat hal itu ada pada Sudirman Gani. Dia pernah jadi Plt bupati saat Pilkada 2005 lalu dan lama jadi Sekda. Dengan dasar itu pulalah PD menjatuhkan pilihan pada Sudirman Gani untuk jadi bupati lima tahun kedepan," ungkap Eri Zulfian.
    "Nah, kepemimpinan yang berpengalaman, bila dipadukan dengan generasi muda, maka kekuatan untuk menjadikan daerah ini kuat dan terus bangkit dari bala bencana yang menghancurkan daerah ini akhir September lalu, sudah tidak diragukan lagi," tambahnya lagi. (dam)   
---------------------------------------------------------------------------------
Pariaman, Singgalang
    Siapapun yang terpilih jadi Bupati Padang Pariaman pada Pilkada 30 Juni nanti harus siap bekerja keras, untuk mempersiapkan dan melaksanakan program kerja pemulihan kehidupan masyarakat disegala bidang, mulai dari pendidikan hingga perekonomian masyarakat itu sendiri. Hal itu juga sangat ditunggu-tunggu oleh segenap masyarakat daerah yang baru saja dihancurkan oleh gempa bumi akhir September tahun lalu.
    Demikian antara lain komentar yang disampaikan Ir. H. Muhamein Zein Chaniago, MPM, Ketua Tim Tujuh DPP Persatuan Keluarga Daerah Piaman (PKDP), Sabtu (3/4) saat seminar sosialisasi kriteria calon bupati lima tahun mendatang di aula Saiyo Sakato Pemkab Padang Pariaman. Menurutnya, tugas berat itu antara lain, bupati mendatang harus yang amanah, bersih, berwibawa, bebas dari KKN, menjunjung tinggi supremasi hukum serta peduli lingkungan.
    Selanjutnya, kata Muhamein Zein, membuat program kerja yang realistis dalam memanfaatkan anggaran rekonstruksi pascagempa. Anggaran yang besar harus dimanfaatkan dalam waktu singkat guna kebaikan dan kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Melakukan pembangunan fisik terencana dan berkelanjutan, terhadap sarana umum, seperti sekolah dan rumah ibadah. "Jangan sampai setiap kali berganti pemimpin, berganti pula kebijakan, sehingga setiap pemimpin itu terus memulai dari nol atau dari awal lagi," katanya.
    Yang tidak kalah pentingnya, tegas Muhamein Zei, bagaimana bupati mendatang mengerti dan menjalankan nilai-nilai adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah (ABS-SBK). Syarak mangato adat mamakai. Kembali ke surau bukan sekedar pemanis bibir, tetapi betul-betul terlaksana dengan baik dan benar. Apalagi Padang Pariaman telah lama terkenal dengan gudangnya ulama. Hampir setiap tahun daerah ini melahirkan kader-kader ulama muda yang langsung menyebar diseluruh nagari dan korong. Tinggal lagi political will dari kepala daerah, dalam melihat arti penting adat dan agama.
    Pembicara lainnya, Prof Dr. H. Armai Arief, MA yang juga Ketua DPP PKDP Bidang Agama, Adat dan Budaya itu melihat persoalan kepemimpinan dari berbagai aspek, termasuk juga aspek psikologi. "Manusia juga disebut sebagai makhluk psycho physik netral, yakni makhluk yang memiliki potensi dasar, sekaligus benih yang tumbuh dan berkembang," katanya.
    Untuk itulah, lanjut Armai Arief, kepemimpinan itu pada dasarnya adalah berbagai pendekatan. Antara lain pendekatan kepribadian dan perilaku. Calon pemimpin akan berhasil, bila mampu menerobos pendekatan demikian. Termasuk juga pendekatan yang ditampilkan lewat fisik dan non fisik.
    "Apabila seorang pemimpin, katakanlah calon bupati Padang Pariaman lima tahun mendatang mampu menghormati harga diri orang lain, baik itu bawahan maupun koleganya, maka impian untuk menjadikan daerah ini kearah yang jauh lebih baik akan terwujud dengan aman dan terus berjalan secara efektif," ujarnya.
    Sementara, Prof. Dr. H. Musri Zahari, M. Pd, Ketua DPP PKDP Bidang Pendidikan dan Pengembangan SDM justru sangat menekankan pentinya arti dari kepemimpinan yang telah lama dikembangkan di ranah Minang ini, yakni berdemokrasi dinagari beradat dan beragama dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
    "Banyak kegagalan dalam kepemimpinan, lantaran ketidakmampuan seorang pemimpin dalam memilih bagaimana mengomunikasikan suatu persoalan kepada orang lain. Padahal yang bersangkutan secara akademis sungguh sangat cemerlang. Sebaliknya, orang yang hanya biasa-biasa saja secara akademis, dapat berhasil dalam kepemimpinan, lantaran kesantunan mengomunikasikan sesuatu kepada lain orang," kata Musri Zahari.
    Maka tak ayal lagi, lanjut Musri Zahari, rujukan terhadap ABS-SBK tidak dapat dipungkiri. Sebenarnya implementasi dari falsafah Minang itu telah menjadi keseharian masyarakat dikampung. Namun, demikian budaya yang datang mengakibatkan budaya Minang itu sedikit tereliminasi. "Agar daerah Padang Pariaman ini mampu bangkit dan terus berkembang dengan baik dan benar, maka pedoman demikian sangat sudah kuat dan patut dijadikan pijakan saat menentukan pilihan pada Pilkada nanti," katanya. (dam) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar