Kamis, 19 September 2019

Musim Kemarau Debet Air Berkurang, Masyarakat Diminta Maklum

Padang Pariaman--Kemarau yang melanda Padang Pariaman ditambah kabut asap kiriman provinsi tetangga Riau dan Jambi berdampak serius buat daerah ini. Dampak lebih khusus menimpa sumber-sumber air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang akan didistribusikan kepada masayarakat sebagai konsumen atau pelanggan.
Menurut Direktur PDAM Aminuddin, konsumen pada tiga unit PDAM yang terdapat di tiga kecamatan terdampak paling serius. Debet (ketersediaan) air mengalami penurunan sekitar 60 persen. Tiga kecamatan itu meliputi Batang Anai, Tandikek, Kecamatan Patamuan dan Sungai Geringging. Menyusul Unit Ketaping (Kecamatan Batang Anai, dan Kecamatan Ulakan Tapakis yang berada di bawah Unit Pauh Kambar (Nan Sabaris).
Sementara pada kecamatan-kecamatan lain di Padang Pariaman juga mengalami penurunan debet air. Hanya saja prosentasenya masih di bawah angka 40.
Atas kondisi tersebut, Direktur PDAM Aminuddin meminta pengertian masyarakat. “Ini murni faktor alam, di luar kekuatan manusia. Siapapun atau sistim bagaimanapun takkan bisa menghindari. Namun kita tetap berupaya mencari solusi ke depan dengan mengolah sumber-sumber baru,” katanya seraya menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan itu, Jumat (20/9/19) di kantor PDAM Jambak, Lubuk Alung.

Antisipasi Kemarau, Dua Mobil Tangki Siaga di BIM

Kawasan Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM) tak terlepas dari dampak musim kemarau. Pasokan air PDAM berkurang lumayan drastis ke bandara terbesar di Sumatera tersebut. Sebagai antisipasi, PDAM Padang Pariaman menyiagakan dua unit mobil tangki berkapasitas tiga ribu liter setiap hari.
“Ini memang menjadi prioritas utama. Pelayanan air di BIM tak hanya persoalan PDAM semata, tapi juga mempertaruhkan nama baik Padang Pariaman, Sumatera Barat dan bahkan Indonesia, karena ini adalah bandara internasional,” kata Direktur PDAM Amnuddin sebagaimana diamanatkan Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni.
Dua unit mobil tangki tersebut disiagakan saling bergantian, dengan tujuan agar jangan sampai air berhenti mengalir walaupun sebentar. Jika air berhenti sebentar saja, pasti akan menjadi sorotan yang luar biasa dari segala penjuru.
Antisipasi jangka panjang menurut Aminuddin sudah dipersiapkan, yaitu mengoptimalkan kembali sumber air di Sikuliek, Nagari Sungai Buluh beserta dengan jaringan pipanya. Rancangan ini juga ikut disurvei oleh pihak Angkasa Pura sebagai lembaga penyelenggara BIM.
“Kita sedang persiapkan ini,” kata Aminuddin usai meninjau lokasi sumber dan daerah-daerah yang dilalui jaringan pipanya, Jumat (20/9/19). (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar