Sabtu, 07 September 2019

Miliki Banyak Fasilitas Pendidikan Kemenperin RI Diharapkan Masuk Ruang Lingkup di Tarok City

Padang Pariaman--Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Eko S.A. Cahyanto, berkunjung ke Kabupaten Padang Pariaman, kamis lalu. Tujuan utamanya melihat pelaksanaan pembangunan Industri Kecil Menengah (IKM) Cokelat di Nagari Guguak, Kecamatan 2 x 11 Kayutanam. Namun, jelang sampai di sana, Eko menyempatkan singgah di Nagari Kapalo Hilalang. Ternyata ia hendak melihat potensi Tarok City yang bakal menjadi kawasan pendidikan khusus (Kawasan Edukasi Khusus).
Seperti diketahui, Tarok City salah satu program Bupati Padang Pariaman, Ali Mukhni yang cukup mengejutkan. Pasalnya, bupati “jago lobi” itu sukses membuat sejumlah perguruan tinggi negeri di Sumbar, berkomitmen mengembangkan kampusnya di sana. Di antaranya Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang, Universitas Negeri Padang (UNP), Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol, dan Politeknik Negeri Padang (PNP).
Kini, Ali Mukhni mulai menjajaki Kemenperin dengan harapan yang sama. Ia ingin Kementerian yang cukup banyak memiliki fasilitas pendidikan tersebut, masuk ke ruang lingkup Tarok City. Salah satu incaran Ali Mukhni yaitu dikembangkannya ATI Padang di sana. “Saya datang ke Padang Pariaman untuk menindaklanjuti pertemuan dengan Bupati Ali Mukhni beberapa hari lalu, untuk melihat potensi daerah ini,” ujar Eko.
Sebenarnya, kata Eko, Kemenperin sudah lama hadir di Padang Pariaman. Salah satunya untuk meninjau pembangunan Sentra Cokelat yang difasilitasi Kemenperin. Selain itu, kedatangan pihaknya untuk memetakan potensi SDM industri. Sebab selain investasi dan teknologi, menurutnya industri membutuhkan SDM berkompeten. “Kami punya tugas untuk mempersiapkan SDM yang terampil dan berkompeten, siap kerja, dan bisa mendukung Padang Pariaman meningkatkan industri pengolahan cokelat, sehingga menjadi bagian dari penggerak ekonomi,” ucapnya.
Menyangkut kunjungan ke Tarok City, Eko menjelaskan bahwa Sumbar memang memiliki potensi yang mampu menyediakan SDM yang sangat unggul. Oleh karena itu, Kemenperin mempunyai satuan kerja khusus yang menangani pendidikan dan pelatihan. Di antaranya Politeknik ATI Padang, SMAK Padang, SMTI Padang, dan Balai Diklat Industri Padang.
“Kita akan terus mendorong bagaimana bisa dipersiapkannya tenaga kerja industri yang siap kerja, terampil, dan bisa mendorong peningkatan daya saing industri. Jadi, di Tarok City kita lihat ada rencana pengembangan kawasan edukasi khusus. Kita akan mengkaji apakah Kemenperin juga bisa membangun fasilitas pendidikan atau pelatihan di Tarok sana,” ungkapnya.
Menyangkut ketertarikan Ali Mukhni untuk pengembangan ATI Padang di Tarok City, Eko mengemukakan bahwa Universitas Negeri Padang juga akan dikembangkan ke Tarok City itu. “Mungkin sama kita ketahui, daya saing membutuhkan peningkatan SDM. Jadi tidak hanya di Padang, tempat lain juga. Tidak menutup kemungkinan kita akan mengembangkan (ATI Padang) di sini,” ujar dia.

Bantuan pengembangan IKMC meningkat

Terkait Sentra Industri Cokelat, Kemenperin memfasilitasi dengan mengalokasikan anggaran pengembangannya sekitar Rp48 miliar. Dana tersebut dikucurkan dalam tiga tahun anggaran. “Kalau tahun ini nilainya Rp15,5 miliar. Tahun depan yang sudah kita input usulan sementaranya Rp17,8 miliar,” ungkap Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu dan Perindustrian Padang Pariaman, Rudy Repenaldi Rilis.
Sedangkan untuk tahun ketiga, katanya, tergantung hasil evaluasi pelaksanaan anggaran di tahun 2019 dan 2020. “Yang pasti di tahun terakhir itu sisanya (sisa dari Rp48 miliar dikurang Rp15,5 miliar dan Rp17,8 miliar, Red,” ujarnya.
Rudi membenarkan bahwa nilai bantuan pengembangan Sentra Industri Cokelat tersebut meningkat dari rencana awal, yakni sekitar Rp30 miliar yang diproyeksikan realisasinya dalam dua tahun anggaran. “Bantuan dari Kemenperin itu meningkat menjadi Rp48 miliar, lantaran Bapak Bupati Ali Mukhni yang langsung prestasi progres pelaksanaan sentra cokelat ini di hadapan Dirjen IKMA, Gati Wibawaningsih,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, lanjut Rudi, faktor pendukung lain meningkatnya bantuan pengembangan sentra industri cokelat tersebut, karena industri kecil menengah (IKM) di Padang Pariaman sudah memproduksi cokelat. “Kemenperin memang sangat menghargai daerah yang sudah lebih dahulu berbuat sebelum dibantu,” sebutnya. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar