Kapalo Hilalang--Ribuan buku dari berbagai judul masih tersusun rapi memenuhi sejumlah rak dalam rumah yang masih terbilang besar dan lumayan mewah. Banyak buku baru, dan tak sedikit pula buku lama. Buku-buku itu ada yang dibeli dan banyak pula sumbangan dari Pustaka Provinsi Sumatera Barat. Sementara, di luar rak ada banyak pula tumpukan tas jinjing cantik yang berisi lima buah buku setiap tas, sepertinya siap untuk diedarkan kepada pembaca yang mungkin tidak sempat datang ke pustaka tersebut.
Ini sedikit gambaran Rumah Pustaka Buku Balega (RPBL) Qua Hira' Nagari Kapalo Hilalang, Kecamatan 2x11 Kayutanam. Pustaka ini baru saja berdiri menempati rumah orangtua walinagari setempat, Taufik Syafei di Korong Simpang Balai Kamih. "Ada dua orang petugas yang setiap hari selalu menunggui pustaka ini. Namun, karena ini masih baru, jadi petugas itu belum efektif datang," kata Taufik sambil menyapu lantai rumah pustaka itu, Senin (9/9) kemarin.
"Pustaka ini ada diawali dengan mimpi dan keinginan saya saat baru terpilih jadi walinagari," kata Taufik. Taufik yang mantan anggota Satpol PP Padang Pariaman ini dari usia sekolah memang terkenal rajin baca dan beli buku. Tak heran, hingga sekarang di kediamannya banyak buku bacaan.
Jadi, katanya, kecanduan baca buku ini menular hingga sekarang. "Alhamdulillah, pustaka ini juga telah bekerjasama dengan Pustaka Sumbar dan Gerakan Peningkatan Minat Baca Masyarakat (GPMB) Sumbar. Lewat Pustaka Sumbar, ada pemberian ratusan buku dari berbagai judul. Sedangkan melalui GPMB, kita beli 1.000 buah buku dengan harga Rp40 juta," ujar Taufik.
Taufik menyebutkan, pustaka ini pertama kali dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja (APB Nagari) tahun ini senilai Rp70 juta. Rp40 juta dibelikan ke buku, sedangkan Rp30 juta lagi untuk penunjang sarana pustaka, seperti pembuatan rak dan honor penjaga. "Insya Allah untuk tahun depan, kita masukan lagi anggarannya. Sebab, buku yang ada baru sekitar 2.000 an," ungkapnya.
Disebut RPBL, ujarnya, karena misi utama dari pustaka ini adalah mendatangi seluruh rumah warga yang ada di Kapalo Hilalang. Makanya disebut Buku Balega. Artinya, setiap rumah diberikan satu jinjing tas yang isinya lima buah buku. Satu tas untuk satu rumah selama 15 hari. Sampai harinya, buku yang lama diambil, lalu ditukar dengan buku yang baru.
"Perdana ini, kita targetkan 50 rumah untuk setiap korong. Korong ada empat, yakni Korong Simpang Balai Kamih, Pincuran Tujuah, Pasa Limau dan Korong Tarok. Jadi, ada 200 rumah perlegaan buku dalam termen pertama ini," kata Taufik. Dengan demikian, dalam satu tahun Taufik menargetkan anggota masyarakatnya bisa membaca 24 judul buku.
Dengan membaca buku, katanya, cakrawala berpikir masyarakat akan luas, dunia akan terbuka. "Secara berangsur-angsur, kerja untuk penyebaran buku itu telah dilakukan. Bahkan, telah hampir selesai. Tinggal lagi, bulan depan pustaka ini diresmikan, pengantaran buku ke rumah masyarakat pun jalan sesuai skedul yang telah ditetapkan," ulas dia.
Menurutnya, visi misi pustaka nagari ini adalah mencerdaskan kehidupan masyarakat. Makanya, buku yang disediakan lumayan lengkap dari berbagai ilmu pengetahuan, termasuk juga sejarah dan hiburan. "Pengontrolannya, sewaktu mengambil buku dan mengganti dengan buku lain, itu langsung ditanyakan oleh petugas, apa sudah dibaca semua. Dan apakah seluruh anggota keluarga yang membacanya. Apapaun jawaban yang punya rumah, buku yang telah 15 hari di rumah masyarakat itu tetap diambil kembali dan diganti dengan bacaan yang lain pula," ujarnya. (501)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar