Minggu, 29 September 2019

Lewat Seminar Adat Imasintoga Tumbuhkan Semangat Kato Nan Ampek

Sintoga--Wakil Bupati Padang Pariaman Suhatri Bur memberikan apresiasi kepada Ikatan Mahasiswa Sintuak Toboh Gadang (Imasintoga) yang mampu menumbuh-kembangkan dan menggali nilai-nilai adat Minangkabau melalui seminar adat yang bertemakan, "Duduak Basamo Salingka Nagari Sarato Mambumikan Koto Nan Ampek". Ini menunjukkan mahasiswa kecamatan ini tetap peduli dengan nagarinya.
Demikian diungkapkan Wakil Bupati Suhatri Bur saat membuka seminar adat yang diselenggarakan Imasintoga, Sabtu (28/9) malam di laga-laga Simpang Tigo, Nagari Sintuak, Kecamatan Sintuak Toboh Gadang (Sintoga).
Seminar dengan menghadirkan pembicara tunggal Musra Dahrizal Katik Rajo Mangkuto yang lebih dikenal dengan Mak Katik, dihadiri anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat Firdaus, Anggota DPRD Kabupaten Padang Pariaman Topik Hidayat, Ketua KAN Sintuak Eddy Rinaldi Datuak Rangkayo Basa, Ketua KAN Toboh Gadang Zaidir A Datuak Maharajo Dirajo, walinagari, walikorong, tokoh ulama, tokoh masyarakat dan mahasiswa se-Kecamatan Sintoga.
Menurut Suhatri Bur, Pemkab Padang Pariaman menilai sudah banyak kalangan generasi muda, termasuk mahasiswa dan pemuda, yang tidak tahu, tidak paham dengan kato nan ampek ini. Sehingga seminar adat ini patut menjadi contoh bagi mahasiswa di kecamatan lainnya.
Dikatakan Suhatri Bur, dari 17 kecamatan yang ada di Kabupaten Padang Pariaman, Imasintoga merupakan organisasi mahasiswa tingkat kecamatan yang kedua setelah Ikatan Mahasiswa Kecamatan Sungai Geringging dan Sekitarnya (IMKES) yang aktif melaksanakan kegiatan positif.
Sama seperti IMKES, Imasintoga berisikan mahasiswa yang tersebar di berbagai perguruan tinggi, tapi tetap memiliki wadah bersama di kecamatannya. “Untuk itu, kita akan dorong kecamatan lain membuat wadah yang sama sehingga mahasiswa tersebut juga bisa menggelar kegiatan yang bermanfaat ini. Karena di sini hadir Camat 2x11 Kayutanam, maka didorong untuk segera mewujudkan ikatan mahasiswa 2x11 Kayutanam,” kata Suhatri Bur.
Selain itu, kata Suhatri Bur, terselenggaranya kegiatan ini juga menunjukkan adanya kekompakkan umara, ulama, niniak mamak dan diikuti bundo kanduang. Sehingga kenyamanan dalam kehidupan banagari di Sintuak dan Toboh Gadang bisa terwujud.
Karenanya, kata Suhatri Bur, Pemkab sangat mensuport kegiatan seminar adat ini. Apalagi diprakarsai oleh mahasiswa yang belakangan ini hanya disorot menggelar aksi demo di berbagai daerah. “Demo mahasiswa silakan saja. Karena memang diatur undang-undang dan hak mahasiswa. Tapi jangan sampai merusak fasilitas umum yang dibiayai dari uang rakyat sendiri,” kata Suhatri Bur menambahkan.
Suhatri Bur juga mengingatkan mahasiswa yang tergabung dalam Imasintoga agar jangan sampai mau diadu domba oleh pihak tertentu. Apalagi di tahun politik yang banyak pihak ingin meraih keuntungan.
“Tahun 2019 ini baru saja berlalu suasana panasnya tahun politik. Di Padang Pariaman tahun 2020 juga tahun politik, yakni pemilihan kepala daerah. Imasintoga jangan sampai diadu domba nantinya,” kata Suhatri Bur mengingatkan.
Pemateri seminar adat Musra Dahrizal Katik Rajo Mangkuto minta Imasintoga untuk mengaktifkan dan membentuk remaja masjid di masing-masing korong. Ajak anak-anak remaja untuk kembali meramaikan masjid, surau dan mushalla dengan kegiatan wirid remaja dan shalat berjamaah.
Mak Katik sapaan akrab Musra Dahrizal juga menyoroti pelaminan pengantin saat pesta pernikahan yang sekarang banyak di halaman rumah, bahkan di jalan sekalipun. Ini keliru. Seharusnya pelaminan itu di dalam rumah pengantin. Kalaupun terpaksa di luar rumah atau di gedung, tapi tetap saja pelaminan lebih kecil ada dalam rumah.
Ketua Imasintoga Khairul Arif melaporkan, Imasintoga berdiri tahun 2017 beranggotakan mahasiswa di berbagai perguruan tinggi di Kota Padang, Pariaman, Padang Pariaman dan kota lainnya di Indonesia. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar