Kader PMII Harus Mampu Menulis di Media Massa
Pariaman--Perkembangan media massa dan informasi yang pesat saat ini harus mampu dimanfaatkan oleh kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Jangan sampai kader PMII tidak memiliki kemampuan dalam penguasaan media informasi. Kader yang tak mampu menguasai informasi akan menjadi kader yang kerdil cara berpikirnya.
Wakil Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumatra Barat, Bagindo Armaidi Tanjung mengungkapkan hal itu saat tampil sebagai narasumber pada pelatihan jurnalistik PMII Komisariat Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Syekh Burhanuddin Pariaman, Jumat (6/4), di aula Ponpes Nahdlatul Ulum, Desa Kajai, Kecamatan Pariaman Timur, Kota Pariaman. Pelatihan dihadiri Sekretaris PC PMII KOta Pariaman, Idris itu merupakan follow up dari masa penerimaan anggota baru PMII yang diselenggarakan seminggu sebelumnya.
Menurut Kontributor NU Online Sumatra Barat ini, salah satu upaya untuk mampu menguasai media informasi adalah bagaimana kader PMII memiliki kemampuan menulis di media massa. "Mereka yang menguasai informasi di media massa, maka merekalah yang menang dalam berbagai pertarungan. Apalagi sekarang perang itu tidak hanya dalam bentuk fisik, melainkan perang informasi untuk saling mempengaruhi pihak tertentu," kata Armaidi Tanjung.
Untuk itu, Armaidi Tanjung minta semua kader PMII dituntut terus belajar bagaimana bisa menulis di media massa, sehingga pikiran dan gagasannya dapat diketahui publik. "Sebagus apa pun pikiran kader PMII dalam membangun masyarakat tanpa adanya publikasi tak akan dapat diketahui publik. Sebaliknya, meskipun pikiran kader PMII tidak terlalu istimewa, namun karena ditulis dan dibaca di media massa, maka banyak orang akan mengetahuinya," kata dia.
Selain itu, dalam berdakwah dan dan mencegah kerusakan di tengah masyarakat akan lebih luas jangkauannya. "Yang tak kalah pentingnya, dengan menulis pikiran dan gagasan seseorang dapat tersimpan dalam waktu lebih lama. Banyak ulama dan tokoh yang sudah lama wafat, namun hingga kini masih tetap dikenang melalui tulisan-tulisannya. Karenanya, kader PMII Pariaman harus mulai menulis. Jangan takut gagal dan salah," kata Armaidi Tanjung. (dam)
-------------------------------------------------------------
-Bamus Lubuk Alung
Mundurnya Syamsul Bahri Dinilai Sebagai Seorang Kesatria
Lubuk Alung--Mundurnya Syamsul Bahri Datuak Ryk. Bungsu dari keanggotaan Bamus Kenagarian Lubuk Alung, Padang Pariaman, sejak Rabu (4/5) lalu dinilai banyak pihak di nagari yang terkenal dengan panasnya itu sebagai sebuah sikap yang sangat dewasa, dan pantas diberikan acungan jompol.
"Keputusan Syamsul Bahri yang selama ini mewakili Aie Tajun sangat kita hormati, tinggal sekarang anggota Bamus yang lain dari korong yang telah mekar, untuk bisa meniru keputusan yang diambil Syamsul Bahri tersebut," kata Aljufri, salah seorang tokoh pemuda Lubuk Alung pada Singgalang, Minggu (8/5).
Menurut Ketua BPC Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Padang Pariaman ini, pimpinan Bamus Lubuk Alung harus mengakomodir hal itu, jangan pula mempertahankan status quo anggota yang berasal dari korong, yang kini telah setara dengan Lubuk Alung, seperti dari Pasie Laweh, Sikabu dan Pungguang Kasiak. Sebab, secara normatif hal itu sudah tidak berlaku lagi dan harus legowo, karena keterwakilan korong yang diwakilinya sudah menjadi nagari pula.
Hal yang sama juga diungkapkan Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Nagari Lubuk Alung, Ruswan Tanjung. "Sebuah sikap yang sangat sulit dilakukan banyak orang selama ini, melepaskan jabatan sebelum masanya berakhir. Namun, itulah jiwa seorang kesatria, tahu dengan etika berorganisasi yang baik dan benar," ujarnya.
"Kita patut bangga dengan seorang Syamsul Bahri, yang tahu betul mana yang kepentingan dan mana pula yang menjadi keperluan. Sebab, diantara yang dua itu bagi seorang yang menjadi pimpinan dan anggota dalam sebuah organisasi harus dibedakan," katanya kemarin. (dam)
--------------------------------------------------------------------
-Hasil Temua LPKSM Padang Pariaman
Rokok Palsu Banyak Beredar di Perkamungan
Pariaman--Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) Padang Pariaman banyak menemukan rokok palsu beredar ditengah masyarakat, terutama pada masyarakat perkampungan. Hal itu didapatkan pada kemasan rokok yang bermerek baru, yang belum pernah beredar selama ini.
Menurut Saiful Amri, Ketua LPKSM Padang Pariaman, bukti rokok itu palsu, setelah dilakukan uji kelayakan di cukai Padang, sebagai lembaga yang berhak mengatakan, kalau rokok itu palsu. "Kita telah berkeliling kampung didaerah bekas gempa itu, dan ternyata banyak ditemukan adanya upaya untuk mengelabui konsumen, terutama pecandu rokok," kata dia pada Singgalang, Sabtu (7/5).
Dia melihat, temuan terhadap rokok murahan itu terdapat pada masyarakat yang tingkat ekonominya masih jauh dibawah. Seperti di Gasan Gadang, Ulakan Tapakis, Tiku Kabupaten Agam, Sungai Limau, dan kampung lainnya, yang dianggap paling banyak masyarakat petaninya, ketimbang masyarakat intelektualnya.
"Kalau kita amati dengan jelas, maka ditemukan di pita cukai rokok itu isinya 12 batang. Sementara, dibagian kotaknya menyatakan isinya 16 batang. Kita terus kembangkan kasus ini bersama pihak kepolisian, agar bisa diusut tuntas. Sebab, hal itu sangat berisiko tinggi terhadap kesehatan masyarakat itu sendiri. Apalagi hal itu beredar ditengah masyarakat perkampungan, yang sudah jelas rentan pula terhadap penyakit," ucapnya.
Saiful Amri minta dan mengajak masyarakat banyak, agar melaporkan soal itu kepada pihak terkait dan LPKSM sendiri ketika menemukan rokok serta salesnya yang dengan semena-mena mengedarkannya, sehingga bisa diatasi dengan baik dan benar. Begitu juga kepada pedagang dan pengencer, jangan asal meraup keuntungan, sementara kesehatan orang lain jadi rusak. Ini sangat bertentangan dengan aturan yang berlaku di republik ini. (dam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar