Rabu, 07 Desember 2016

Puskesmas Sungai Limau 2 x Sehari Terima Pasien Kecelakaan, Ambulan Belum Ada

-Di Ulakan
Sore Ini Syatthariyah Melihat Bulan

Ulakan--Hari ini, Senin (1/8) diperkirakan ratusan para niniak mamak, alim ulama, tokoh masyarakat, terutama yang tergabung dalam kaum Syatthariyah secara bersama-sama menyaksikan bulan, untuk menentukan awal Ramadhan 1432 H. Menurut bilangan bulan versi mereka, Senin itu baru tanggal 29 Sya'ban.
    Ali Nurdin M. Nur, Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Ulakan Tapakis, Padang Pariaman melihat hal itu sebagai sebuah kekuatan yang tidak bisa dianggap remeh. Hampir seluruh tokoh ulama, tokoh adat di seantero daerah bekas gempa ini berkumpul di pantai Ulakan, saat pergantian bulan, yakni saat menjelang Shalat Magrib.
    "Semua yang hadir tersebut tidak lagi sebatas warga dan simpatisan Syatthariyah saja. Tetapi sudah secara umum masyarakat perkampungan Padang Pariaman. Bagi masyarakat kampung, selama ini hanya tahu fatwa yang dikeluarkan oleh gurunya. Yang gurunya itu bila disambungkan keatasnya, erat-kaitannya dengan Syekh Burhanuddin. Itu pula sebabnya, momen melihat bulan dilakukan di komplek makam ulama besar ini," kata dia pada Singgalang, Minggu (31/7) di Ulakan.
    Menurut dia, satu hal yang menjadi kebanggaan selama ini, terlihatnya persatuan dan kesatuan ulama, tokoh adat demikian, untuk meluruskan persoalan. Sebaliknya, ketika sebagian masyarakat Padang Pariaman, atau sanak kemenakannya yang telah melakukan puasa pada Senin ini, para ulama dan niniak mamak tersebut tidak juga mempersoalkan. Sebab, dalam soal beragama, semua orang punya keyakinan dan pegangan tersendiri. Malah yang terjadi saling hormat-menghormati.
    Katanya lagi, tata cara melihat bulan yang berlaku selama ini, adalah berkumpulnya seluruh pengambil kebijakan itu di Masjid Raya Syekh Burhanuddin, Kampung Koto. "Bila bulan kelihatan, maka informasi disebarkan keseluruh surau-surau yang ada. Bila bulan tidak kelihatan di Ulakan, maka seluruh ulama dan niniak mamak demikian juga berkumpul di masjid itu menunggu informasi bulan dari tempat yang lain. Seperti dari Koto Tuo, Kabupaten Agam, Sungai Limau dan ditempat lainnya," ujar Ali Nurdin.
    Dulu, kata Ali Nurdin, sebelum dunia ponsel merambah kehidupan masyarakat, informasi bulan kelihatan itu sengaja didatangkan oleh pihak lainnya, bila di Ulakan tidak kelihatan. Atau sebaliknya, bila ditempat lain tidak kelihatan, sementara di Ulakan tampak, maka ulama dan pesuruhnya yang datang ketempat lain, untuk menjelaskan, bahwa bulan telah kelihatan, dan saatnya dimulai Shalat Tarwih.
    "Biasanya, bila bulan tidak kelihatan di Ulakan, semua Tuanku Kadhi, seperti Tuanku Kadhi VII Koto Sungai Sariak, Lubuk Pandan, Sungai Limau serta Tuanku Kadhi lainnya menunggu jawaban sampai pukul 24.00. Setelah itu baru diputuskan, bahwa kita harus menyempurnakan Sya'ban sebanyak 30 hari. Insya Allah, beberapa media tv akan datang menyaksikan prosesi melihat bulan yang dilakukan sore ini," ungkap Ali Nurdin. (dam)
-------------------------------------------------------------------

Jalai Santai Sambut Ramadhan dan HUT RI ke-66

Lubuk Alung--Sekitar 400 masyarakat, pegawai camat dan Muspika Kecamatan Lubuk Alung, serta seluruh perangkat nagari se kecamatan tersebut, Sabtu (30/7) melakukan kegiatan gerak jalan jantung sehat, dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan 1432 H, dan sekaligus menyambut HUT RI ke-66.
    Camat Lubuk Alung, Azminur merasa senang dan bangga, melihat antusiasnya peserta yang ikut ambil bagian dalam hal itu. Semua instansi, seperti KUA, UPTD yang ada di Lubuk Alung turun dan ikut, serta memakai baju yang berwarna-warni sesuai yang telah mereka persiapkan. "Ada sekitar 4 kilometer jarak yang ditempuh. Mulai star dari kantor camat, terus menyusuri Taluak Balibi, Pasa Kandang dan sampai lagi di kantor camat," kata dia pada Singgalang.
    "Kita menyediakan 100 nomor door prize, dengan berbagai hadiah menarik tentunya bagi ibuk-ibuk yang notabene paling banyak ikut dalam hal ini. Kegiatan ini, disamping menyambut 17 Agustus dan memulyakan bulan Ramadhan, juga untuk menggalang kekuatan dan kebersamaan dari seluruh masyarakat Kecamatan Lubuk Alung, dalam melihat arti penting pembangunan yang lebih baik lagi," kata dia.
    Sebelumnya, kata Azminur, Kamis (28/7) lalu, pihak kecamatan juga menggelar lomba dai cilik, yang melibatkan anak SD se Kecamatan Lubuk Alung. Dari 36 SD yang ada di kecamatan ini, masing SD mengirim dua utusannya, untuk ikut hal demikian.
    "Kita ingin memberikan yang terbaik, terutama dalam membentuk akhlakul kharimah terhadap anak-anak tersebut. Dari usia SD, kita telah coba tanamkan, betapa pentingnya dunia pendidikan karakter. Mereka, yang selama ini telah diajarkan dakwah singkat di sekolah, kita coba membaurkannya, lewat lomba dai cilik," sebutnya. (dam)
------------------------------------------------------------------

-Kungker Komisi III
Puskesmas Sungai Limau 2 x Sehari Terima Pasien Kecelakaan, Ambulan Belum Ada

Sungai Limau--Sekitar 1.000 warga miskin di Korong Kamumuan, Kenagarian Kuranji Hilia, Kecamatan Sungai Limau, hingga kini belum memiliki Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang dikeluarkan Departemen Kesehatan. Akibatnya, untuk mendapatkan pelayanan kesehatan murah, yang memang diperuntukkan bagi masyarakat demikian, susah mereka dapatkan.
    Hasil data sebanyak itu terungkap saat Komisi III DPRD Padang Pariaman melakukan kunjungan kerja ke Kecamatan Sungai Limau, Jumat (29/7) lalu. Rombongan yang dipimpin langsung Ketua Komisi III, Reflites (Golkar), dengan anggotanya, Zaitun (PKS), Masrizal (PPP), Basir (Demokrat), Nasdini Indriani (PAN), Zaiful Leza (PDIP), dan Aung (Demokrat) pada hari yang sama juga mengunjungi Puskesmas setempat dan Puskesmas yang ada di Kecamatan IV Koto Aur Malintang.
    Kepada Singgalang, Reflites melihat Puskesmas Sungai Limau adalah Puskesmas yang punya intesitas tinggi. Dari keterangan bidannya, paling tidak rumah sakit itu menerima dua kali sehari pasien yang kecelakaan. Sementara, Puskesmas itu belum punya ambulan yang memadai, kecuali baru sebatas pinjaman dari Peskesmas lainnya.
    "Begitu juga sopir yang membawa ambulan demikian terkesan asal-asalan. Hal ini sangat berisiko tinggi, ketika seorang pasien harus dirujuk kerumah sakit Pariaman, atau Padang misalnya. Untuk ukuran Puskesmas Sungai Limau, harus ada dua ambulan yang setiap hari mangkal. Punya sopir PNS yang telah ditentukan oleh Pemkab," kata dia.
    "Kita berharap, Dinas Kesehatan Padang Pariaman secepatnya mengakomodir hal demikian. Masyarakat miskin yang belum punya Jamkesmas, harus segera didata dan diberikan hal itu, sehingga tidak adalagi masyarakat yang merasa dipinggirkan oleh kebijakan pemerintah," harap Reflites.
    IV Koto Aur Malintang
    Dari hasil kunjungan anggota dewan terhormat tersebut, di Kecamatan IV Koto Aur Malintang banyak ditemukan keganjilan. Ada sekitar 10.000 masyarakatnya yang punya Jamkesmas. Sementara, dari total jumlah warga setempat tidak sampai sebanyak itu. Namun demikian, ada juga masyarakat miskin, yang susah mendapatkan kesehatan murah. Bahkan belum punya Jamkesmas.
    "Ada masyarakat yang dapat penyakit kepalanya membesar. Miskin lagi. Tetapi tidak punya Jamkesmas. Nah, disini kita melihat ada yang salah dalam soal pendataan tentang warga miskin. Pihak Puskesmas hanya menunggu data yang diberikan walikorong atau walinagari. Sementara, pihak pengambil kebijakan tersebut, dinilai belum melakukan pekerjaannya secara sempurna, sehingga ada warga yang merasa dianak tirikan," ujar Reflites. (dam)

PS Balai Baru Padang Juara Ketaping Cup I

Ketaping--Final antara PS Balai Baru, Kota Padang dengan Portal FC, Sabtu (30/7) pada turnamen Ketaping Cup I, cukup seru dan menegangkan. PS Balai Baru akhirnya keluar sebagai juara satu, setelah mengalahkan Portal FC dari Taluak, Kota Pariaman dengan skor 2-0.
    Pada sore hari itu juga, panitia langsung menyerahkan hadiah kepada seluruh tim yang telah berhasil meraih prestasi gemilang. Juara satu PS Balai Baru. Disamping dapat trofi lepas, mereka juga diberi hadiah berupa tabanas dengan nilai Rp2,5 juta. Juara dua, Portal FC, yang berhak mendapatkan trofi lepas dan tabanas sebanyak Rp1,5 juta.
    Ketua panitia, Aminuddin kepada Singgalang merasa senang karena semua rangkaian pertandingan berjalan dengan baik dan benar. Semua panitia telah bekerja secara maksimal dan profesional. Sampai-sampai tim yang berasal dari Ketaping, tak satupun yang mampu meraih juara.
    "Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, baik moril maupun materil, kita sampaikan terima kasih atas segala dukungannya. Apalagi, momen yang kita lakukan sekaligus menyambut bulan Ramdhan. Dari sekian banyak tim yang diundang, telah memperlihatkan permainan yang cantik. Untuk itu, ini perlu tindak lanjutnya dalam melihat arti penting perkembangan persepakbolaan di Padang Pariaman," kata dia.
    Di Ketaping sendiri, kata Aminuddin, hingga kini telah banyak tumbuh dan berkembang bibit pemain yang cukup bagus. Tinggal lagi memberikan motivasi dan dukungan. Baik oleh pemerintah, maupun masyarakat Ketaping, Kecamatan Batang Anai itu sendiri. Ada sejumlah klub bola asal Ketaping yang ikut pertandingan kemarin. Namun, karena sang dewi fortuna masih belum berpihak, maka semua juara jatuh kepada klub lain. (dam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar