Minggu, 18 Desember 2016

Meminimalisir Ketimpangan Lewat Ajaran Luhur Pancasila

-TOT Fasilitator PMII
Penguatan Kader Untuk Antisipasi Radikalisme Agama

Sintuak--Ketua Pengurus Besar Pergerakan MahasIswa Islam Indonesia (PB PMII), Aidil Azhari mengatakan secara nasional dalam kontek tata kelola sumber daya alam, Indonesia hari ini sangat liberal. Semua sektor strategis yang beroientasi untuk hajat hidup orang banyak, dikuasai oleh pihak asing. Sudah seharusnya pemerintah meletakkan kepentingan negara dan bangsa di atas segala-galanya, mengembalikan kedaulatan politik dan ekonomi dengan mengamandemen undang-undang yang terlalu
ramah terhadap kepentingan asing.
    Menurutya, PB PMII menolak pembatasan BBM bersubsidi dan skema carbon trading, karena dibalik itu terdapat sangat besar kepentingan negara-negara maju dalam menguasai sektor pertambangan dan hutan.
    Penguatan kaderisasi organisasi dan upaya penguatan orientasi kader berbasis profesi dan pengetahuan, kedepan kita harapkan kader PMII mampu terdistribusi dengan baik, sesuai dengan tema kegiatan yang diusung, yaitu penguatan kaderisasi menuju peningkatan peran kebangsaan dan keummatan PMII dalam kontek kehidupan bernegara dan berbangsa.
    Sementara, Abdurrahman, Wakil Sekjen Bidang Kaderisasi Nasional PB PMII, disela-sela pembukaan acara Training Of Trainer Fasilitator yang
diselenggarakan  Pengurus Cabang PMII Padang Pariaman, Senin (30/5) di Aula Kantor Camat Sintuak Toboh Gadang, melihat saat ini negara sedang dihadapkan oleh gerakan radikalisme agama, yang akan merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara, serta keutuhan NKRI. Untuk itu, pesoalan kaderisasi menjadi hal yang mendasar dalam memperkuat kader PMII dalam rangka penanaman nilai-nilai, dan doktrinasi ideologi. "Kita ingin, kader PMII mampu menempatkan Islam sebagai ajaran yang moderat dan rahmat bagi sekalian alam," kata dia.
    Sementara, Ketua Umum PC PMII Padang Pariaman, Fitria Angraini mengakui bahwa dalam kontek daerah saat ini masih mengalami krisis kepemimpinan. Pasca reformasi dari efek otonomi daerah belum ada perubahan yang signifikan. "Kita berharap, kaderisasi di tubuh PMII betul-batul mampu menyiapkan kader yang berkapasitas intelektual memadai, manajerial kepemimpinan yang matang, dan yang lebih utama adalah memiliki moralitas yang tinggi serta berakhlakul karimah,"
ujarnya.
    Disisi lain Ketua Majelis Pembina Cabang PMII Padang Pariaman Afriendi Sikumbang berharap, PMII sebagai organisasi kader selalu bergerak untuk membangun dan mengembangkan potensi diri kader, serta selalu partisipatif dan kritis dalam menyikapi masalah-masalah kebangsaan dan pembangunan di daerah. (dam)
----------------------------------------------------------------

-Peringati Hari Lahir Pancasila
Meminimalisir Ketimpangan Lewat Ajaran Luhur Pancasila

Pariaman--Keluarga besar DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Padang Pariaman, Rabu (1/6) memperingati hari lahir pancasila. Kegiatan yang mengandung nilai-nilai perjuangan, serta keteguhan untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) itu diadakan secara sakral, dan penuh makna bagi kader partai pimpinan Megawati Soekarnoputri ini.
    Menurut Salman Hardani, Ketua DPC PDIP setempat, kegiatan bersejarah itu dilakukan tahun ini dengan sangat sederhana. "Setelah upacara bendera bersama seluruh kader dan simpatisan partai di kantor DPC, Toboh Olo, kita melakukan gotong royong bersama, membenahi kantor sebagai sentral dan pusat informasi partai," kata dia pada Singgalang.
    Hal itu dilakukan, katanya, mengingat pesan moral yang terkandung dalam gotong royong tersebut, adalah tingginya semangat rasa memiliki dan kebersamaan. Lewat momen ini pula PDIP menggelorakan semangat bangkit, untuk kembali mengamalkan ajaran luhur dari pancasila itu sendiri.
    "Kita sadar, betapa tatanan reformasi yang dinilai mampu membawa perubahan ditengah masyarakat, ternyata kenyataannya bicara lain. Pancasila yang dulunya akrab dimulut dan dihati pelajar kita, saat ini sudah mulai pudar, dan nyaris hilang dari peredaran. Akibatnya, rasa kebangsaan terhadap pancasila bagi masyarakat juga menjadi menurun. Ini merupakan tugas kita bersama untuk kembali merajut hal itu, sehingga pancasila sebagai landasan dasar negara ini bisa dijiwai kembali," harapnya.
    Sebagai partai yang lahir di era reformasi, sebut Salman Hardani, PDIP tetap komit dengan nilai-nilai luhur pancasila demikian. PDIP mengajak komponen bangsa dan daerah Padang Pariaman ini untuk mampu memberikan yang terbaik, terutama yang menyangkut sila kelima, keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. "Bila hakikat itu kita amalkan, terutama pihak pengambil kebijakan, maka tidak adalagi ketimpangan yang terjadi ditengah masyarakat," ungkapnya. (dam)
----------------------------------------------------------------

Pengurus KAN Lubuk Alung Dikukuhkan

Lubuk Alung--Pengurus Kerapatan Adat Nagari (KAN) Lubuk Alung, Padang Pariaman hasil musyawarah beberapa waktu lalu, Rabu (1/6) dikukuhkan oleh panitia musyawarah di Masjid Raya Ampek Lingkuang. Hal itu, sekaitan telah lengkapnya komposisi kepengurusan organisasi niniak mamak itu disusun oleh Ketua terpilih, Suharman Datuak Pado Basa.
    Pengukuhan itu juga sekaligus penyerahan jabatan Ketua KAN sebelumnya, Asril Mukhtar Datuak Ryk. Mulie ke Suharman Datuak Pado Basa, yang dihadiri oleh seluruh niniak mamak, pemuka masyarakat Lubuk Alung.
    Kepada Singgalang, Datuak Pado Basa menyebutkan, pengukuhan itu sengaja dilakukan dikarenakan berakhirnya tugas kepanitiaan dalam menyukseskan musyawarah niniak mamak Lubuk Alung. "Kita menunggu pengesahan kepengurusan ini dari LKAAM Padang Pariaman, yang sekaligus nantinya dilantik bersama dengan semeriah mungkin," kata dia.
    Menurutnya lagi, KAN Lubuk Alung punya mimpi besar dalam membangkitkan kembali nilai-nilai adat yang saat ini mulai luntur akibat hembusan angin reformasi. "Kita akan lakukan hal yang terbaik, terutama yang berhubungan dengan penguatan adat dan syarak ditengah masyarakat," sebutnya.
    Bersama seluruh pengurus KAN yang akan melanjutkan perjuangan niniak mamak Lubuk Alung, Datuak Pado Basa mengajak semua pihak, terutama para pengambil kebijakan di nagari yang terkenal dengan panasnya itu, untuk bersama-sama membangun Lubuk Alung kearah yang lebih baik lagi, sesuai peran dan fungsi masing-masing.
    Dia melihat, banyak hal yang hingga kini masih perlu dibenahi di Lubuk Alung. Baik itu soal nagari, maupun hal-hal yang berhubungan dengan sosial kemasyarakatannya, yang butuh dipersamakan. "Kampung boleh maju dan berkembang dengan pesatnya, tetapi yang namanya adat istiadat, adat salingka nagari harus bisa pula diimplementasikan dalam situasi dan kondisi setiap zaman yang dihadapi," ujarnya. (dam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar