Senin, 25 Juni 2018

Menjadikan Kembali Kelapa sebagai Potensi Unggulan Padang Pariaman

Padang Pariaman--Pertumbuhan ekonomi daerah akan sangat ditentukan oleh tersedianya potensi lokal yang dapat menjadi unggulan daerah dan sekaligus dapat menjadi andalan bagi pertumbuhan ekonomi daerah. Kabupaten Padang Pariaman semenjak zaman dulu dikenal sebagai daerah sentra produksi kelapa, dengan jenis tanaman tua yang multy produksi. 
Dr. Irwandi Sulin Datuak Gadang, salah seorang tokoh masyarakat Lubuk Alung menyebutkan, tanaman kelapa atau cocus nucufera dari Kingdom Palntae merupakan anggota tunggal dalam marga cocus jenis suku aren atau Areacaceae, dikenal sebagai tanaman tahunan, tumbuhan berbatang tunggal ini dapat dimamfaatkan manusia dan dianggap sebagai tanaman serba guna, dalam sejarahnya diduga berasal dari Samudra Hindia dan saat ini menyebar di daerah berpantai di seluruh wilayah tropika dunia.
Mantan Rektor Unitas Padang ini melihat, tanaman kelapa mempunyai nilai ekonomis tinggi dan dapat menambah pendapatan masyarakat secara langsung, baik untuk pendapatan utama maupun pendapatan sampingan. Hal ini disebabkan tanaman kelapa dapat diolah dan dikembangkan menjadi bermacam produk yang dapat dikonsumsi, sebagai produk unggulan rumah tangga berupa home indutri lainya. Bahan turunan kelapa dapat dijadikan sebagai kerajinan, mulai dari kipas, meja, kursi, kotak tisu sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
"Menurut data 2005 yang dirilis 12 Juni 2005 dikemukan, bahwa Sumatera Barat mampu memberikan kontribusi devisa sebesar $.2,64 juta, dari sektor ekspor kelapa," kata dia. Nilai ini cukup bersar. Dirilis dari data Kepala Dinas Pertanian (2017) produksi kelapa Kabupaten Padang Pariaman mampu mencapai jumlah 35,6 ribu ton. Jumlah ini sangat besar dan hampir menguasai 35 persen dari prouksi kelapa di Provinsi Sumatra Barat.
Katanya, Padang Pariaman dikenal sebagai daerah produsen kelapa berupa kopra sebagai hasil turunan kelapa merupakan bahan dasar minyak kelapa, di samping memberikan produksi akhir sebagai bahan dasar pembentukan VCO (Virgin Coconut Oil) produk yang dikenal mempunyai nilai besar terhadap kesehatan. Di samping itu kelapa dikenal sebagai bahan asal kerajinan sapu lidi, yang keseharian menjadi kebutuhan pada kehidupan rumah tangga.
Irwandi Sulin menyebutkan, jauh sebelum zaman reformasi, daerah Sungai Sariak, Sungai Limau, dan daerah persisir pantai lainnya merupakan kawasan unggulan potensi kelapa, di samping kawasan timur seperti Parit Malintang, Sicincin dan kawasan sepanjang aliran Sungai Batang Anai, sehingga dikenal sebagai sentra unggulan randang karena tersedianya kelapa unggul dan berkualitas untuk bahan dasar produksi kuliner tersebut.
Hanya saja, ulasnya, perubahan zaman dan dinamika waktu serta perubahan selera masyarakat, kondisi ini sedikit mengalami perubahan, potensi ekonomi yang selama ini mengandalkan buah kelapa, lidi dan batok kelapa yang sempat terkenal sebagai bahan dasar arang (caron) dan sabut kelapa sebagai bahan dasar exspor untuk peternakan dan bahan pengganti pembuatan sapu ijuk, mulai terendus dan mengalami perubahan yang amat signifikan. Era tahun 2000 an kelapa tidak lagi menjadi ungulan. Malah tanaman yang selama ini dikenal dengan nama tanaman tua mulai menjadi tidak idola.
"Kondisi ini mulai mengalami alih fungsi dan produksi. Kalau tadinya buah kelapa dan lidi kelapa menjadi unggulan, beralih fungsi dengan batang kelapa malah menjadi primadona untuk bahan expor, terutama tanaman kelapa tua diminati sebagai bahan exspor keluar negeri dan dijual dengan harga memadai, bernuansa dolar sehinga sempat menjadi komoditi ekspor unggulan," katanya. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar