Pembangunan Kawasan Terpadu di Tarok
Bupati Ali Mukhni Melakukan Sesuatu yang tak Pernah Terpikirkan oleh Orang Lain
Kapalo Hilalang--Pembangunan kawasan terpadu di Tarok, Nagari Kapalo Hilalang, Kecamatan 2x11 Kayutanam terus mendapat dukungan dari berbagai pihak demi kemajuan Sumatera Barat, khusunya kabupaten Padang Pariaman.
Kawasan yang dikenal dengan sebutan Tarok City seluas 697 hektare itu merupakan jawaban atas ketersediaan lahan untuk pembangunan skala besar. Artinya, Bupati Ali Mukhni berperan aktif dalam memajukan Sumbar, dengan menyediakan tanah yang bebas ganti rugi karena statusnya clear and clean sehingga siap dibangun kapan saja.
Anggota Komisi V DPRD Sumatera Barat, H. Darmon sangat mendukung gebrakan yang dilakukan oleh bupati yang telah memasuki dua peride menjadi kepada daerah di Padang Pariaman ini. "Ini punya dampak positif yang amat luar biasa besar terhadap perekonomian masyarakat," kata anggota dewan dari daerah pemilihan Padang Pariaman dan Kota Pariaman itu, Kamis (8/6) kemarin.
"Bupati Ali Mukhni melakukan sesuatu yang tak pernah terpikirkan oleh orang lain. Artinya, dia setiap hari memikirkan bagaimana masyarakatnya bisa sejahtera, berpenghasilan layak dan keluar dari kemiskinan. Seperti pembangunan Kawasan Tarok City ini," ujar Darmon, anggota dewan dari PAN tersebut.
Adapun infrastruktur yang akan di bangun, di antaranya Unand, UNP, ISI Padang Panjang, UIN Imam Bonjol, Diklat LAN, Diklat Kejagung, Diklat BPN, Rumah Sakit dan kawasan perkantoran. "Agar masyarakat penggarap tanah merasa tak dirugikan, Pemkab Padang Pariaman dan Pemrov Sumbar harus menyediakan ganti rugi tanaman. Dan demikian itu harus jelas, karena untuk jangka panjang," kata Darmon.
Kawasan Tarok City, ujar Darmon lagi, akan menjadi tantangan baru dalam pengembangan Padang Pariaman ke depannya. Terletak di ketinggian dalam Nagari Kapalo Hilalang, kawasan ini akan menjadi akselerasi penghubung dengan kawasan lainnya, seperti dekat juga dengan jalan Sicincin - Malalak, tepatnya di Tandikek.
Tentu, yang akan menikmati kemajuan itu tidak hanya masyarakat Kapalo Hilalang dan Sicincin saja. Melainkan juga berimbas pada beberapa nagari di Tandikek, bahkan hingga ke pinggiran Kabupaten Agam, tepatnya di Paladangan, Malalak. "Soal pembangunan ini, saya memang salut melihat kecerdasan seorang Bupati Ali Mukhni. Lobinya sangat mantap dalam meyakinkan pemerintah pusat, dan berbagai pihak terkait lainnya," ungkap Darmon.
Darmon melihat, bila kenyataan ini telah terwujud, maka Ibukota Provinsi Sumatera Barat telah berpindah dari Kota Padang ke Padang Pariaman. Dampak besar terhadap kemajuan perekonomian masyarakat, adalah akan banyak hadir nantinya komplek-komplek perumahan. Satu lagi, sekarang harga tanah di sekitar kawasan itu sudah mencapai Rp200 ribu per meternya.
"Dulu, jauh sebelum wacana kawasan Tarok Sicy ini, harga tanah berkisar sekitar Rp8 ribu saja semeter. Sekarang, wah, malah ada yang menawarkan diatas Rp200 ribu," cerita Darmon yang pernah mencoba menanyakan harga tanah di sekitar Tarok demikian.
Bupati Ali Mukhni, tambah Darmon, telah membuat sebuah keberkahan yang luar biasa untuk seluruh masyarakat Padang Pariaman. Terkait pro dan kontra yang terjadi dalam masalah ini, Darmon memandang hal tersebut bagian dari dinamika pembangunan itu sendiri. "Basilang kayu di tungku, di sinan api mako ka iduik. Artinya, pro dan kontra itu harus dijadikan sebagai pelecut untuk kecepatan prosesnya," ulas Darmon.
Darmon minta masyarakat Padang Pariaman, khusus di wilayah yang berdekatan dengan Kawasan Tarok City, seperti masyarakat Kecamatan 2x11 Enam Lingkung lama, Tandikek untuk segera berbah dari sekarang. Apalagi masyarakat Kapalo Hilalang itu sendiri. "Biarlah masyarakat rugi agak satu meter tanah. Namun, jangka panjangnya masyarakat akan beruntung sebanyak 20 meter tanah dari dampak kerugian itu," ujar dia.
"Ini yang disebut dengan kerelaan hati terhadap pembangunan yang lebih besar, yang dampaknya sangat luar biasa dari berbagai segi kemajuan," sebut Darmon. Begitu juga dengan pemangku kepentingan di Kapalo Hilalang itu, seperti niniak mamak yang dikenal dengan ba alam laweh, ba padang lapang. Tak ada karuah yang tidak akan jernih, dan tak ada pula kusuik yang tidak akan selesai. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar