Jumat, 01 April 2016

Korban Longsor Itu Berlebaran Dengan Kekeringan

Korban Longsor Itu Berlebaran Dengan Kekeringan

Patamuan--Lebaran Idul Fitri, merupakan hari-hari penuh dengan bahagia. Betapa tidak, semua handai taulan saling bersua, bersilaturrahim, saling memberi dan menerima. Agaknya, hal itu tidak berlaku bagi masyarakat Korong Pulau Aie, Kenagarian Tandikek, Kecamatan Patamuan, Padang Pariaman. Masyarakat yang tersisa dari korban longsor akibat gempa akhir September tahun lalu itu, justru merayakan Idul Fitri sekedar memenuhi tuntutan agama.
    Apalagi sawah sebagai satu-satunya sumber perekonomian masyarakat setempat, tidak lagi ditanami padi sejak kejadian gempa, ulah putusnya Irigasi Banda Baru I dan II, yang mengaliri sawah masyarakat di kampung itu. Boleh dikatakan, masyarakat disana sejak gempa hingga kini masih hidup dari uluran tangan banyak orang yang peduli terhadap nasibnya.
    Walikorong Pulau Aie, Rivai Marlaut menyebutkan, bahwa untuk setahun kedepan, belum bisa masyarakat korong ini turun kesawah. "Memang, irigasi itu telah mulai dikerjakan. Namun, karena beratnya medan tugas yang dilakukannya akibat terkena longsor, maka butuh waktu yang panjang. Kedua irigasi itu selama ini telah mengaliri sekitar 500 hektare sawah masyarakat yang ada di Pulau Aie, Lubuk Aro, Lareh Nan Panjang dan Batu Kalang," ujar Rivai kemarin di Tandikek.
    Menurut dia, sebanyak 127 Kepala Keluarga (KK) yang ada di Pulau Aie, yang selama ini hidup dari sawah yang dialiri oleh irigasi dimaksud, kini tidak bisa berbuat apa-apa, selain dari mengharapkan bantuan dari berbagai pihak. "Untuk itu, kita berharap, beras miskin untuk tahun 2011, harus ditambah alokasinya di Pulau Aie ini. Hal itu mengingat, kebutuhan masyarakat terhadap makanan pokok tersebut," ujar Rivai.
    Rivai melihat, perkembangan dan pertumbuhan bangunan tempat tinggal masyarakat kembali, memang telah mulai terlihat dari berbagai pihak yang memberikan bantuan pembangunan kembali rumah masyarakat. "Tetapi kebangkitan perekonomian masyarakat, masih jauh tertinggalnya. Lebaran yang dirayakan dengan gembira, tidak begitu terasa ditengah masyarakat. Ditambah lagi, kurangnya masyarakat rantau yang pulang kampung saat ini. Mereka yang tinggal dirantau saat ini, tentu berfikir panjang untuk bisa pulang kampung, akibat tidak atau kurang memadainya tempat tinggal dikampung halaman, dan ditambah lagi ekonomi mereka yang sebagian besarnya cukup macet, akibat berturut-turutnya mereka pulang kampung saat lebaran tahun lalu," ungkap Rivai. (dam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar